Mohon tunggu...
Mego Widi Hakoso
Mego Widi Hakoso Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Mulai menulis ketika menjadi mahasiswa FISIP - Universitas Brawijaya, mengikuti beberapa organisasi dan juga bermusik, menjadi kontributor beberapa acara musik-sosial sewaktu di Kota Malang. Senang terhadap bidang sastra, filsafat, musik, dan sosial politik.

Selanjutnya

Tutup

Money

Wirausahawan, Pejuang Kemerdekaan dan Pemuda Sekarang

22 Februari 2017   17:11 Diperbarui: 14 Maret 2019   08:53 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita mundur ke masa lalu sejenak sebagai bahan komparasi saat ini. Dua hari bersejarah Indonesia yang sangat penting karena dua hari ini adalah kontribusi pemuda yang menjadi penentu berdirinya NKRI. Jarak keduanya juga berdekatan hanya berselang dua pekan, yakni Hari SumpahPemuda yang diperingati pada Tanggal 28 Oktober dan Hari Pahlawan yang jatuh pada Tanggal 10 November.   Hari sumpah pemuda merupakan sejarah tonggak utama pergerakan Indonesia, jauh sebelum Proklamasi dibacakan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 oktober 1928 perwakilan pemuda dari berbagai suku dan daerah berikrar dan bersatu dalam tanah Indonesia, Bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia. 

Ikrar itu adalah kristalisasi dari semangat untuk menegaskan cita-cita Indonesia berdirinya Negara Indonesia. Adapun hari pahlawan merujuk pada momen pertempuran sengit di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Saat itu pula rakyat Indonesia yang baru saja marayakan kemerdekaan harus kembali berperang melawan tentara Inggris dan Belanda, perang tersebut bagian dari upaya mempertahan kemerdekaan Indonesia yang usianya baru seumur jagung.

Kedua momen sejarah itu membawa ragam berkah dan hikmah bagi kita, dan yang paling penting adalah Indonesia tidak akan pernah ada tanpa peranan seorang pemuda. Dalam konteks ini, para pemuda adalah aset dan tulang punggung nasib Bangsa Indonesia, sementara para pahlawan adalah tulang punggung sejarah dan eksistensinya.

 Jadi, para pemuda yang berkumpul pada momen Sumpah Pemuda adalah Pahlawan karena menggerakan sejarah roda Indonesia menuju kemerdekaan dan juga, para pamuda saat itu adalah pahlawan karena darah dan keringatnya menjadi pondasi berdirinya NKRI. Dimasa revolusi saat itu juga ikatan sosial dan emosional seluruh pemuda di seluruh elemen bangsa Indonesia sangat erat dan kompak karena memiliki satu tujuan bersama, yakni melawan penjajah asing yang sudah menguasai Tanah Bumi Pertiwi selama ratuan tahun.

Dimasa kini, ikatan sosial dan emosional rakyat kita mengalami kelonggaran dan kemunduran yang sangat pesat, gejalanya dapat disaksikan dari sering terjadinya konflik sosial horizontal berlatar belakang suku, agama, SARA dan antar golongan bahkan tawuran pemuda dan orang-orang perkampungan hanya kerena masalah sepele, dan ironinya konflik sosial semakin bertambah yang beberapa diantaranya bahkan sampai memakan korban jiwa. Situasi seperti ini sangat potensial untuk meningkat dimasa mendatang. 

Selain konflik, perederan dan pengguna narkoba di kalangan pemuda snagat menyedihkan, seakan pertahanan nasional kita mudah dirubuhkan dengan obat-obatan illegal. Selain konflik sosial dan narkoba, persebaran paham terorisme untuk pemuda menjadi bidikan segmen pasar yang potensial. 

Pemuda yang obsesi dengan suatu paham, dan bahkan fanatik, merasa nyaman dan memilih itu sebagai jalan hidupnya yang justru membahayakan dirinya sendiri. Mengapa pemuda seperti itu ?, apakah pemuda merasa tidak perlu sosialisasi wawasan kebangsaan ? karena mereka pikir tidak ada manfaat yang nyata untuk diri mereka. Apa mereka merasa menjadi orang dibahayakan oleh Negara akhirnya merasa dianggap “yang lain” dari bangsa ? sehingga mereka marah.

Anggota DPR RI Komisi VIII dari Partai Nasional Demokrat Tri Murny pernahmengatakan “Jika generasi muda pada saat ini pandai untuk mengeluarkan atau mengelola potensi-potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing serta menjaga sumber daya alam dan kekayaan alam yang kita miliki saat ini, pasti Indonesia akan maju” . 

laluFayakhun Adriadi mahasiswa Doktoral UI, pada disertasi Ilmu Politik nya mengatakanBudaya menabung yang merupakan tradisi luhur bangsa kita harus kita hidupkan kembali di masyarakat kelas menengah kita khususnya dan seluruh elemen bangsa umumnya. Agar ketahanan finansial kita menjadi penopang penting ketahanan nasional kita”. Melihat kutipan diatas, Irit, KreatifdanBerani adalah kata kunci untuk pemuda bisa menjadi pejuang/abdi Negara sebagai kontributor perang “Soft Power” saat ini dengan bekal wawasan kebangsaan yang cukup.

Berangkat dari kutipan diatas, dalam konteks ini pemuda harus mempunyai perilaku yang selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk membantu dirinya mencapai tujuan yang hendak dicapainya dalam berwirausaha. Seorang pemuda harus selalu mencari sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan usahanya, dengan kata lain segala sesuatu yang ada di sekelilingnya dapat bermanfaat dan dipandang sebagai suatu "instrumen" alat untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. 

Selain itu, pemuda juga ditutuntut oleh keadaannya harus memiliki perilaku yang inovatif atau selalu berpandangan ke depan untuk mancari cara-cara atau teknik-teknik baru untuk membuat usahanya bekerjembang. Inovatif ini lebih mengarah ke dalam sesuatu yang khas, unik dari hasil pemikirannya. Inovatif juga dapat diartikan dengan melakukan pengembangan-pengembangan atau penyempurnaan sesuatu yang sudah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun