Schindler list berusaha menolong kaum yahudi dengan cara berbohong walaupun Tindakan itu kurang baik secara etis namun ia melakukan demi menyelamatkan nyawa para kaum yahudi yang disiksa oleh tantara nazi.Â
Tidak ad acara lain selain berbohong dalam situasi seperti itu karena tidak hanya nyawa kaum yahudi yang terancam namun nyawa Schindler list pun terancam jika tantara mengetahui niat apa yang ingin Schindler list lakukan.Â
Niat yang baik tersebut menghantarkan para kaum yahudi bisa selamat walaupun dengan tindakan Schindler list yang kurang baik dalam melakukan penyelamatan. Sogokan yang ia lakukan sampai membuat hartanya terkuras habis untuk membayar tantara nazi agar mengizinkan kaum yahudi kerja dan tidak dibunuh ataupun disiksa oleh tantara nazi.
Dalam menentukan etika normatif yang dilakukan oleh Schindler list yang dapat dibenarkan yaitu dalam penyelamatan yang dilakukannya terhadap orang-orang yahudi. Schindler list banyak berkorban untuk para kaum yahudi yang termasuk dalam etika normatif.Â
Etika normatif yaitu suatu perilaku yang dapat menilai tingkah laku yang dilakukan manusia  sebagai landasan dalam mengambil tindakan yang akan diputuskan, mengacu pada norma ataupun nilai kemanusiaan serta kebaikan. Dalam tindakaan Schindler list yang memberikan hartanya untuk menyelamatkan kaum yahudi karena melihat adanya penyiksaan dari tantara nazi merupakan rasa kemanusiaan yang terbentuk untuk bisa melakukan tindakan tersebut tanpa memikirkan akibat dari apa yang ia lakukan.Â
Pada saat penyelamatan Schindler didatangi oleh seorang Wanita yang memohon untuk dibebaskan orang tuanya Ketika berada pada pabrik yang ia jalani. Namun Schindler merasakan hati nya tersentuh karena ia didatangi Wanita yang memohon keselamatan dan mempercayai bahwa ia orang baik serta mampu dalam menyelamatkan orang tuanya maupun orang banyak. Hal tersebut yang membuat pemikiran Schindler list terbuka untuk bisa bertindak dalam menyelamatkan banyak nyawa orang yahudi. Schindler menyelamatkan atas rasa kemanusiaannya.
Dalam Film Schindler list, teori deontologi (non-konsekuensialis) memberikan sebuah penjelasan mengenai sebuah tindakan yang dilakukan manusia tidak dinilai dari baik atau buruknya perilaku dari apa yang menjadi pengaruh hasil yang dilakukan, namun semua perilaku baik tidak bisa menjadi baik karena hasilnya baik, namun adanya kewajiban yang harus dilakukan.Â
Teori ini menegaskan bahwa tidak boleh melakukan kebaikan atas dasar kebohongan karena kebohongan akan tetap menjadi kebohongan yang dilarang dalam teori ini.Â
Lalu, teori ini tidak relevan dengan perilaku yang dilakukan oleh Schindler karena dalam film ia membohongi dan menyogok para tentara nazi agar bisa menyelamatkan orang yahudi, padahal Schindler juga termasuk dalam anggota nazi. Maka apa yang dilakukan Schindler tidak bisa ditoleransi dalam teori ini karena adanya kebohongan yang ia lakukan dan adanya ketidakadilan yang tentara nazi rasakan.Â
Meskipun yang ia lakukan termasuk dalam kebaikan dan ketulusan ia dalam menyelamatkan orang yahudi namun kebohongan disini tidak bisa searah dengan teori ini. Pengorbanan yang dilakukan Schindler membuatnya rela bangkrut dan rela menjadi musuh dalam selimut pada kelompoknya demi menyelamatkan orang-orang yahudi yang tersiksa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H