Pengaturan di bidang farmasi di mulai sejak didirikannya D. G (De Dients van de Valks Gezonheid) yang dalam organisasi tersebut ditangani oleh Inspektorat farmasi hingga tahun 1964, dilanjutkan dengan inspektorat urusan farmasi sampai tahun 2967 dan oleh Direktorat Jenderal Farmasi tahun 1976, dengan tugas pokok mencukupi kebutuhan rakyat akan perbekalan farmasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Farmasi dibantu oleh :
Lembaga Farmasi Nasional dengan tugas melaksanakan pengujian dan penelitian di bidang kefarmasian
Pabrik Farmasi Departemen Kesehatan
Depot Farmasi Pusat
Sekolah Menengah Farmasi Departemen Kesehatan
Tahun 1975 pemerintah mengubah Direktorat Jenderal Farmasi menjadi Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, dengan tugas pokok melaksanakan pengaturan dan pengawasan obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan, obat tradisional, narkotika serta bahan berbahaya. Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Direktorat ini dibentuk unit pelaksaan teknis yaitu Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan di pusat dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Berperan tidaknya farmasis dalam dunia kesehatan sangat bergantung pada diri kita sedniri sebagai apoteker dalam mengambil kesempatan yang ada, bukan menunggu apa yang diberikan kepada kita. Apotek juga dapat menjadi salah satu sarana pendidikan kesehatan masyarakat, setiap hari farmasis bisa berhubungan dengan masyarakat awam yang membutuhkan informasi kesehatan terutama yang berkaitan dengan obat dan sediaan farmasi lainnya. Dari sinilah kita seharusnya mengambil peran kita dalam dunia kesehatan. Sering sekali pasien atau klien datang ke apotek tanpa menyadari akan kebutuhan mereka yang sebenarnya, disinilah peran kita untuk mengambil konseling dan mendampingi mereka agar memaham permasalahannya.
Peran -- peran kita di dalam dunia kesehatan harus kita ambil bukan malah kita tunggu. Demikian pula jika kita akan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter maupun perawat. Kita tidak bisa hanya menunggu permintaan dari mereka agar kita berperan, tetapi kita harus berani mengambil peran kita. Selama praktek profesi di apotek, peran farmasis tidaklah lebih ringan dari tenaga kesehatan lainnya. Misalnya risiko tertular suatu penyakit juga sangat tinggi.
Ada beberapa masalah terkait obat yang sering dihadapi oleh pasien atau konsumen di mana farmasis memiliki peran penting dalam memberikan solusi. Masalah - masalah tersebut antara lain :
Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance)
Farmasis memiliki peran utama dalam membantu pasien untuk konsisten menggunakan obatnya tepat waktu dan dengan cara penggunaan yang benar pula. Kepatuhan ini sangat penting demi menjamin mereka mendapatkan manfaat dari obat yang mereka konsumsi. Kepatuhan ini sangat penting bagi pasien yang harus menggunakan obat dalam jangka waktu yang lamakarena penyakit kronis seperti pasien dengan penyakit hipertensi, kolesterol, diabetes mellitus, Tb, dan lain -- lain. Ketidak patuhan penggunaan pbat bisa memicu ketidakefektifan pengobatan dan bahkan bisa memperburuk kondisi kesehatan pasien itu sendiri.Â