Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rekam Jejak Umrahku Pada 23 November 2024 Bersama RWH

15 Desember 2024   15:43 Diperbarui: 15 Desember 2024   15:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Megawati Sorek Saat Umrah 

Dokpri : Koleksi Megawati Sorek Saat Umrah 
Dokpri : Koleksi Megawati Sorek Saat Umrah 

Bermula dari kakak ipar (Mak Ilung= Kakak tertua suami saya) yang akan berangkat umrah dan tidak ada yang menemani, maka suami saya menyuruh saya sebagai pendamping beliau, dan uang pelunasan travel  dan kepengurusan, lunas dibayarin suami saya plus uang jajan lima juta rupiah dan ini tentunya saya tambah lagi  dengan uang pribadi. Suami saya juga menyatakan ini hadiah karena sudah selesai kuliah pasca sarjana dan lulus dari pelatihan Guru Penggerak, Masya Allah, berkah dan rezeki yang beruntun, sangat bersyukur sekali kepada ALLAH SWT dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada suamiku tercinta.

Dokpri : Koleksi Megawati Sorek berfoto bersama Mak Ilung di Masjid Quba
Dokpri : Koleksi Megawati Sorek berfoto bersama Mak Ilung di Masjid Quba

Kami berangkat dari Sorek ke Pekanbaru pada hari Jumat 22 November 2024 karena koper besar harus diantar di bandara pada sorenya sebelum pemberangkatan subuhnya di hari Sabtu tanggal 23-nya. Kami menginap di rumah keponakan dan anak sulung di pondok kami jemput untuk ikut mengantar keberangkatan. Malam itu si bontot, Syamil sakit gigi dan pipinya bengkak. Rewelnya minta ampun dan menangis saja, hampir satu malam itu tak bisa tidur nyenyak orang  satu rumah dibuatnya. Hati saya risau sekali meninggalkannya dengan kondisi demam dan merengek terus. Suami saya menenangkan dan dia bisa menjaga si kecil dengan baik ujarnya.

Subuh pukul 03.00 dini hari kami menuju bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru mempersiapkan segala sesuatunya misalnya pembagian ID Card dan paspor, Boarding Pass dan akan takeoff pukul 06.30. Kami didampingi oleh Tour Leader yaitu ustad Nilvaridho Hendra  dan John Sitepu. Burung besi yang siap untuk mengantarkan kami pulang pergi adalah maskapai CitiLink A330 900 Neo. Penerbangan menuju Bandara Internasional Kualanamu Medan kurang lebih satu jam. Transit menuju King Abdul Aziz  Jeddah pada pukul 09.00  perjalanan panjang pun kami lalui dan sampai di Jeddah pada pukul 13.55 waktu setempat.( Perbedaan waktu empat jam).  Satu jam sebelum landing kami mempersiapkan diri untuk berihram terutama yang laki-laki. Empat puluh lima menit sebelum landing seluruh jamaah mengambil miqat di dalam pesawat saat melewati perbatasan Ya Lam-Lam. Ketika turun ke bandara kami lanjutkan dengan kepengurusan imigrasi dan bagasi dan bertolak menuju ke Mekah memakan waktu perjalanan kurang lebih satu jam setengah, tiada henti bibir jemaah bertalbiyah. Saya dan kakak ipar berada di kelompok 2 untuk pembimbing dan satu bus nantinya. Perusahaan Bus yang siap antar  oleh Hussein Hijazi yang berkapasitas lima puluh satu kursi dan AC executive..

Di Makkah, saya dan beberapa jemaah kebagian di hotel Rehab Al Taqwa, hotel bintang tiga, jalannya lurusan pada toilet nomor 4 sebagai kode arahnya jika dari Masjidil Haram. Perjalanan lurus melalui jalan aspal yang padat lalu lintas dan orang yang berjualan kaki lima maupun pertokoan. Saya hitung perjalanan kaki dari hotel hingga ke pelataran masjid Masjidil Haram memakan waktu enam belas menit. Persiapan dan pantang larang ihram masih berlaku sampai kami melakukan umrah yang pertama sesuai intruksi Tour Leader dan bimbingan Muthawwif ada tiga orang yang sudah siap sedia di Mekah yaitu Ustad Mubassyir alias Cak Mok, Ustad Sayful Rizal, Ustad Khairi. Alhamdulillah pelaksanaan Tawaf, Sa'i dan Tahalul saya dan rombongan berjalan lancar dengan bimbingan muthawwif Mubassyir Cak Mok.

Hari Minggu, 24 November 2024 hari kedua kami di Mekah kami fokus untuk beribadah mandiri ke Masjidil Haram salat lima waktu, mengaji dan iktiqaf selama berada di masjid.

Hari Senin, hari ketiga pada tanggal 25 November 2024 pukul 08.00 pagi kami berkumpul di lobby hotel untuk ziarah luar kota Mekah dan sepanjang perjalanan Muthawwif  menceritakan sejarah setiap tempat, pertama  ke Jabal Tsur atau Gua Tsur terletak sekitar 7 KM dari Mekah ke arah Thaif. Gua Tsur adalah tempat persembunyian Nabi Muhammad SAW untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy. Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar, dan beliau yang terlebih dahulu membersihkan  gua tersebut dari kotoran-kotoran binatang dan menutup sejumlah lubang untuk mencegah  ular berbisa masuk. Saking banyaknya lubang maka Abu bakar menggunakan bajunya yang ia sobek-sobek. Tersisa dua lubang yang tak tertutup dan itu ia tutupi dengan kedua telapak kakinya. Rasulullah pun tertidur di pangkuan Abu Bakar. Tak disangka telapak kaki Abu Bakar digigit ular dan itu berulang kali karena Abu Bakar tak tega menggerakkan kakinya dan takut membuat Rasulullah terbangun. Sehingga karena teramat sakitnya yang beliau rasakan tak terasa air mata Abu Bakar menetes dan mengenai Nabi Muhammad dan itu membuat Baginda terbangun menanyakan ada apa gerangan yang membuat Abu Bakar menangis. Abu Bakar pun memberitahukan penyebabnya dan Rasulullah menyesalkan hal itu. Maka Nabi Muhammad berdoa agar kedudukan Abu Bakar sederajat kedudukannya di akhirat kelak bersama Nabi. Rasullulah juga mengusap bekas gigitan ular itu dengan air liurnya dan mengucapkan bismillah berulang-ulang. Atas izin Allah rasa sakit itu pun berkurang.

Selama di Jabal Tsur kebutuhan Rasulullah dan Abu Bakar dibantu oleh anak Abu Bakar yaitu Abdullah  dan Asma serta pembantu Abu Bakar yaitu Amir Bin Fuhairah. Abdullah bertugas menyampaikan berita, Asma menyiapkan makanan, Amir Bin Fuhairah bertugas memberikan susu kambing yang ia gembalakan sekaligus menghilangkan jejak Abdullah dan Asma dengan bekas gembala kambing yang ia giring.

Selanjutnya kami menuju Jabal Rahmah(Arafah)-Lokasi mabit Musdalifah-Melontar di Mina yang dijelaskan oleh muthawwib yang merupakan tempat puncak ibadah haji. Rangkaian ibadah seperti wukuf, mabit, dan melontar jumrah. Padang Arafah tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah turun ke bumi. Saat ini sudah di posisikan tidak boleh ada yang mendaki ke atas, sekeliling juga sudah rapi dan tertata.  Tidak seperti saat saya pergi umrah dua tahun yang lalu, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun