Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berdiferensiasi Terintegrasi dengan Supervisi Akademik Guna Meningkatkan Pembelajaran

29 Oktober 2024   20:53 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:56 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Megawati Sorek

      Abstrak : Pembelajaran berdiferensiasi  adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Pendekatan ini dirancang agar memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda dari setiap peserta didik di kelas. Penulisan praktik baik ini bertujuan selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran juga untuk memberikan dampak secara langsung yang dirasakan oleh guru untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Pada praktiknya siswa secara berkelompok melakukan aktivitas yang berbeda dan nantinya menampilkan serta mengambil kesimpulan secara bersama-sama. Menariknya lagi pada pembelajaran ditambahkan supervisi akademik sebagai motivasi dan komitmen guru untuk memberdayakan dengan paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Prinsip supervisi akademik untuk dibangun haruslah memiliki prinsip kemitraan, adanya kolaborasi, kontruktif, terencana, objektif berkesinambungan dan tak lupa reflektif. Pelaksanaan yang dilakukan melalui tahapan pra observasi, observasi dan pasca observasi.

     Kata kunci : kualitas pembelajaran, pembelajaran berdiferensiasi, supervisi akademik 

Latar Belakang

      Kurikulum Merdeka terus bergulir tidak sedikit yang terkejut dan kaget dengan segala terobosan dan upaya baru yang dilakukan. Guru diberi keleluasaan untuk merancang pembelajaran yang dititik beratkan berpusat kepada peserta didik. Zamannya pembelajaran yang hanya mengandalkan buku teks, papan tulis dan metode ceramah sudah tidak sesuai lagi pada saat ini. Di mana kita ketahui dari paparan Hameed, Badii dan Cullen (2008) generasi digital native  saat ini memiliki 5 ciri khas yaitu pertama, mereka suka informasi dari aneka sumber dan media. Kedua, mereka suka aktivitas-aktivitas yang multitasking alias tidak monoton. Monoton itu akan menimbulkan kejenuhan dan kebosanan. Ketiga, siswa melek digital, tentu memilih media digital  yang mana mereka saling terhubung dan  mencari sumber belajar dengan mudah. Keempat, mereka belajar saat ada peluang mereka membebaskan diri untuk memilih sendiri waktu dan tempat mereka belajar sehingga nasihat konvensional tidak begitu mereka pedulikan. Kelima, mereka lebih memilih materi yang berguna, relevan dan berguna bagi mereka.

      Kurikulum Merdeka juga lebih menekankan adanya pemetaan terhadap penyesuaian pada kesiapan, minat,profil  dan gaya belajar dan memandang peserta didik yang beragam  dan memiliki keunikan tersendiri. Proses yang dilalui yaitu adanya tes awal sehingga guru dapat membuat rencana pembelajaran yang sesuai  dengan kebutuhan peserta didik tersebut  dengan merancang pembelajaran berdiferensiasi. Setiap mata pembelajaran di sekolah bisa dilakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Peserta didik SDN 003 Sorek Satu begitu antusias ketika proses pembelajaran materi fotosintesis yang melatih kemampuan mereka bekerja sama dan memahami materi dengan pengalaman dan pembelajaran yang bermakna.

     Pembelajaran yang baik perlu di refleksikan dan dievaluasi salah satunya dengan supervisi akademik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu dukungan  dari bimbingan supervisor juga sangat signifikan. Evaluasi kinerja akan menampilkan data yang konkret tentang kinerja guru. Memastikan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan yang berimbas pada peningkatan hasil belajar. Proses kolaboratif terjadi, saling berbagi, dan strategi mengajar yang efektif akan terlaksana.

      Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada pendidik dan pada kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Supervisi akademik perlu diartikan secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan kompetensi pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Karenanya kegiatan supervisi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007, Daresh, 2001).

      Hal peningkatan performa pembelajaran tersebut juga termaktub dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 201 Tentang Standar Nasional Pendidikan, bagian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan berikut:

Pasal 14 ayat (1)

      Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran, penilaian proses pembelajaran selain dilaksanakan oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 yang dapat dilaksanakan oleh: 1.sesama pendidik; 2.kepala Satuan Pendidikan; dan/atau 3.Peserta Didik. Penilaian proses pembelajaran oleh sesama pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan asesmen oleh sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan. Sedangkan penilaian proses pembelajaran oleh kepala Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan asesmen oleh kepala Satuan Pendidikan pada Satuan Pendidikan tempat pendidik yang bersangkutan atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan.

      Memang dalam pelaksanaannya, kenyatan terjadi bahwa seringkali supervisi akademik dilihat sebagai sebuah proses yang bersifat satu arah. Apalagi jika supervisi akademik ini hanya terjadi satu tahun sekali menjelang akhir tahun pelajaran. Bahkan hanya sebatas melepaskan tanggung jawab saja. Supervisi menjadi sebuah tagihan atau kewajiban para pemimpin sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para tenaga pendidik. Saatnya sekarang kita mengembalikan semangat supervisi akademik mula-mula dengan melihat dan berpikir dengan menggunakan posisi sebagai coach supervisi akademik sebagai proses berkelanjutan yang memberdayakan.

      Kualitas pengajaran atau akademik guru diharapkan meningkat melalui supervisi akademik, namun hal ini tidak berarti supervisi akademik hanya berfokus pada hanya peningkatan keterampilan dan pengetahuan. Kemampuan serta kualitas guru yang diharapkan untuk berkembang juga termasuk didalamnya peningkatan motivasi atau komitmen diri. Kualitas pembelajaran meningkat seiring meningkatnya motivasi kerja para guru.

       Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu.

Setiap kepala sekolah dan pemimpin pembelajaran sepatutnya berfokus pada peningkatan kompetensi pendidik dalam mendesain pembelajaran yang berpihak pada murid yang bertujuan pada pengembangan sekolah sebagai komunitas praktik pembelajaran.

Tujuan

     Praktik baik ini dibuat untuk berbagi pengalaman pada Jambore GTK 2024. Mengambil tema gabungan antara pembelajaran berdiferensiasi yang juga terintegrasi dengan supervisi akademik.

Hasil yang Diharapkan

      Dengan adanya penulisan praktik baik ini akan menjadi salah satu referensi dan solusi bagi pendidik yang ingin melakukan pembelajaran berdiferensiasi sekaligus akan melakukan supervisi akademik. Apalagi jika memiliki permasalahan yang sama. Kualitas pembelajaran yang semakin meningkat dan berjalannya supervisi akademik yang terarah dan lebih mengacu pada refleksi dan mencari solusi bersama-sama demi pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.

Tantangan dan Refleksi

     Tantangan pada proses pembelajaran berdiferensiasi yaitu masih ditemukannya beberapa siswa yang kurang termotivasi dan ada yang tidak ingin bekerja sama dan lebih suka mendominasi atau kerja secara individu. Pengelolaan waktu yang agak terdesak karena setiap kelompok mengerjakan proses yang berbeda. Perbedaan kemampuan siswa juga memjadi tantangan bagi guru untuk mengakomodir dan memfasilitasi layanan bagi peserta didik yang hanya mengikut saja tanpa memberikan kontribusi. Setelah itu tidak semua siswa nyaman tampil ke depan kelas presentasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses yang dinamis dan adaptif dan tidak kaku. Tidak ada satu cara yang tepat untuk semua siswa. Yang terpenting adalah guru mampu menyesuaikan pendekatannya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Refleksi  yang bisa dilakukan adalah :

      Harus lebih  fleksibilitas dalam pemilihan kelompok, terutama jika ada siswa yang merasa tidak nyaman atau kesulitan sehingga pembelajaran bisa berlangsung nyaman.

      Di lain kesempatan bisa saja bertukar peran dalam setiap kelompok secara berkala untuk memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk mencoba berbagai tugas sehingga merasa tertantang.

       Mendorong siswa untuk saling membantu dalam kelompok dan bekerja sama agar tutor teman sebaya bisa dilakukan dengan maksimal.

      Memberikan umpan balik dan mengapresiasi siswa sehingga menjaga minat siswa tetap stabil.

Berkeliling dan mengkomunikasikan jika siswa mengalami kesulitan, mengamati dengan detail dan mengisi lembar rubrik dengan cermat setlah itu evaluasi lagi dari awal dan merenungkannya.

      Tantangan ketika pelaksanaan supervisi akademik selain dengan melihat proses pembelajaran yang dijabarkan di atas adalah :

Keseluruhan proses yang dilalui karena pembelajaran berdiferensiasi melibatkan banyak aktivitas yang berlangsung secara serentak dalam kelompok yang berbeda. Sehingga membuat supervisor sulit untuk mengamati semua aspek pembelajaran secara detail.

       Hal yang menjadi tujuan atau indikator yang ingin terlaksana harus jelas. Apakah menentukan fokus utama observasi bisa menjadi tantangan. Apakah akan lebih fokus pada interaksi guru dengan siswa, dinamika kelompok, atau pencapaian tujuan pembelajaran. Nah, dengan demikian fokus akan lebih mudah untuk dinilai jika sudah jelas bagian mana yang akan disupervisi dengan standar yang jelas dan objektif tentunya. Waktu yang tidak cukup sehingga terkesan terburu-buru dan tidak mengamati secara menyeluruh. Dokumentasi yang apik dan pas belum bisa dilakukan sebagai rekomendasi di saat nantinya.

       Menjaga sikap agar tetap objektif merupakan tantangan yang begitu sulit dilakukan ketika supervisi oleh atasan maupun teman sejawat. Apalagi kemampuan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi juga sangat beragam bahkan minim.

       Tidak melupakan proses yang lebih penting dibanding nilai akhir. Evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran yang dilakukan guru. Ini membutuhkan alat dan metode penilaian yang lebih kompleks.

       Refleksi untuk supervisi akademik adalah sebagai berikut : Supervisor perlu membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan observasi, termasuk menentukan fokus observasi, alat yang akan digunakan, dan aspek-aspek yang akan dinilai. Berkolaborasi dengan cara melibatkan langsung dalam kegiatan dan langkah observasi. Menggunakan rubrik yang jelas dan terperinci untuk aspek yang dinilai agar tetap menjaga sisi objektifnya. Umpan balik yang diberikan dengan tujuan positif bukan untuk menjatuhkan, khusus dan jelas. Memberikan fasilitas dan bantuan untuk proses selanjutnya dan lakukan terus supervisi agar semakin terlatih dengan pembelajaran berdiferensiasi. Sama-sama terus belajar dan menggunakan media teknologi yang cocok dengan pendidikan.

       Dengan melakukan refleksi tentunya semoga bisa mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan menerapkan solusi yang tepat, supervisor dapat memberikan dukungan yang efektif bagi guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun