Berikut ini adalah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang dapat memandu kami saat melakukan refleksi dan menuliskan koneksi antar materi pada Modul 3.3 Pengelolaan Program Berdampak pada Murid.
Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?Pada awalnya saya merasa cemas karena ini materi baru, saya khawatir saya tidak memahami dengan baik. Namun, lama kelamaan saya mulai mempelajari materi ini dan mulai  memahami makna Student Agency  atau kepemimpinan murid. Sampai akhirnya saya mulai tertarik mempelajari lebih dalam terkait bagaimana menumbuhkan Student Agency atau kepempimpinan murid. Sampai akhirnya  saya mulai tertarik  mempelajari lebih mendalam  terkait bagaimana  cara menumbuhkan student agency  pada diri murid. Saya pun merasa  sangat gembira, mencoba berpikir  dan akhirnya  menemukan program  yang tepat  untuk dapat dilakukan di sekolah  agar dapat mengembangkan  kepemimpinan murid.
- Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini? Bahwasanya kita terkadang menganggap murid itu hanya penerima segala keputusan dan tak berdaya, padahal mereka juga  memiliki kemampuan  atau kapasitas untuk ambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri atau pengambil keputusan. Maka untuk itu kita harus memberikan kesempatan  kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola  pembelajaran  mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Maka guru berperan mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan murid sesuai dengan kodrat, dan kebutuhannya. Kontrol sebagai guru juga maka harus dikurangi dan siswa akan mampu mengatur diri sendiri, bersikap proaktif, meregulasi dan merefleksikan diri sehingga menjadi kontributor untuk keadaan hidup mereka sendiri. Murid memiliki tiga ciri agency-nya yaitu suara(voice), pilihan (choice), dan kepemilikan(ownership).
Suara(Voice) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. (www.education.vic.gov.au)
Pilihan (choice) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran. (marzanoacademies.org).
Untuk menumbuhkan kepemimpinan murid dalam proses belajar, ketiga aspek tersebut tentunya perlu dimunculkan oleh guru. Pilihan dan suara murid menjadi penting agar murid mempunyai rasa 'memiliki' proses pembelajaran mereka sendiri. Di sisi lain, melalui pilihan dan dengan rasa memiliki yang kuat, suara mereka kemudian dapat diwujudkan. Profil Pelajar Pancasila yaitu :
1. Beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.
2. Berkbinekaan global
3. Bergotong royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul sebelumnya? Keterkaitannya sangat erat dan saling terhubung mulai dari modul 1.1 yakni program  yang berdampak positif pada murid harus menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Berdasarkan kodrat alam program yang  dipilih harus disesuaikan dengan  kondisi lingkungan di mana anak tinggal congtohnya jika program itu terkait  program ko-kurikuler perayaan tradisi  budaya daerah setempat, sehingga murid akan lebih mengenal  dan mencintai  daerahnya sendiri. Berdasarkan kodrat zaman,  disesuaikan  dengan perubahan  dari waktu  ke waktu, ksalnya dalam program intrakurikuler , guru memberikan bahan pembelajaran menggunakan teknologi yang dapat membuat murid lebih adaptif dan kreatif  terhadap perkembangan  zaman.
Keterkaitan  modul 1.2 dengan modul 3.3  adalah salah satu peran guru penggerak adalah mewujudkan  kepempimpinan murid(student agency) yang dapat  diwujudkan dengan  cara meramu pengalaman belajar sehingga  murid merasa kompeten, mandiri, dicintai, dan memiliki  kepercayaan diri serta determinasi  untuk mencapai  segala yang mereka impikan. Guru juga menuntun  murid  merdeka belajar dengan mempertimbangkan suara, pilihan,  dan kepemilikan murid. Selain  itu peran guru penggerak  juga mendorong kolaborasi. Dalam  menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, memerlukan faktor suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Ketiga  faktor tersebut  dapat dilakukan dengan jalan berkolaborasi  antara murid dengan guru, murid dengan  pihak sekolah bahkan komunitas  yang lebih luas lagi.
Keterkaitan dengan modul 1.3 dengan modul 3.3 dalam  merancang pembuatan  program yang berdampak  positif pada murid guru memiliki  prakarsa perubahan  yang  harus diwujudkan dengan  menggunakan  pendekatan Inkuiri apresiatif(IA) melalui BAGJA . Tahapan BAGJA dipilih karena  berfokus pada  kekuatan/aset/sumber daya  yang ada  di sekolah pada tabel BAGJA terdapat kolom rencana  untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikan murid, sehingga akan terbentuk student agency yang akan membuat program tersebut dapat berdampak positif bagi murid.
Keterkaitan modul 1.4 dengan modul 3.3 dalam menumbuhkembangkan kepempimpinan murid maka secara tak langsung  akan memunculkan karakter murid yang terdapat  dalam profil pelajar pancasila yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia,  berkebhinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis,  dan kreatif . Karakter tersebut akan tertanam dalam diri murid hingga ia dewasa.
Keterkaitan modul 2.1  dengan modul 3.3 pembelajaran berdiferensiasi adalah  usaha guru  untuk  menyesuaikan  proses pembelajaran  di kelas untuk memenuhi  kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 aspek  yaitu kesiapan belajar murid, minat murid,  dan profil pelajar  kebutuhan belajar murid inilah  yang harus menjadi  dasar dalam  menumbuhkembangkan kepempimpinan  murid melalui  program yang berdampak positif pada murid.
Keterkaitan dengan modul 2.2 dengan modul 3.3 adalah dalam mengelola program guru  senantiasa berupaya  mengintegrasikan  pembelajaran sosial  dan emosional  dalam setiap  kegiatan  pembelajaran. Agar dapat menghadirkan mindfullness(kesadaran penuh) sehingga  bisa terwujud kesejahteraan lahir batin(wellbeing).
Keterkaitan modul 2.3 dengan modul 3.3 adalah berdasarkan paradigma berpikir among  pada konsep coaching seorang coach dan coachee adalah mitra belajar, keduanya  memiliki kesepahaman yang sama  tentang belajar , coach juga berupaya mengenali  kekuatan dirinya dan mengenali coacheenya. Konsep tersebut sejalan  dengan pengelolaan program  yang berdampak positif  pada murid pada murid. Antara guru  dan murid  adalah mitra belajar, guru harus  mengenal potensi  yang dimiliki  murid dan mampu  mengidentifikasi  suara, pilihan  dan  kepemilikan murid dengan berbagai  cara  agar murid  merasa nyaman  saat proses pembelajaran di sekolah.
Keterkaitan modul 3.1 dengan modul 3.3 adalah sebagai pemimpin pembelajaran, harus mampu  dalam membuat keputusan berdasarkan  nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan tersebut dapat berupa menemukan program yang tepat  untuk murid  agar dapat  menumbuhkan student agency. Setiap program yang akan dibentuk harus berdasarkan  nilai-nilai  kebajikan  yang akan memperkuat karakter  murid di masa depan.
Keterkaitan modul 3.2 dengan modul 3.3 adalah dalam mengelola  sumber daya yang ada  di sekolah  terdapat 7 aset yang dapat dikembangkan, yaitu modal manusia, modal sosial,  modal fisik,  modal lingkungan, modal finansial, modal politik dan  modal agama dan budaya. Dengan  mengoptimalkan ketujuh aset  yang ada, kita dapat  merencanakan dan melaksanakan program yang berdampak  positif bagi murid.
Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid? Perspektif saya tentang program ini adalah harus adanya kemampuan personal serta berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dan komunitas yang terlibat pada program pelaksanaan harus konsisten untuk dilakukan. Program yang berdampak pada murid akan membentuk identitas diri dan efikasi murid yang lebih kuat dan membantu murid untuk lebih tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat,  serta lingkungan sekitar. Kepemimpinan murid tidaklah muddah untuk dibentuk begitu saja dalam waktu yang singkat, perlu dukungan berbagai pihak, membutuhkan waktu yamng tidak  sebentar, dan mengeluarkan usaha yang tak sedikit.
Program yang direncanakan haruslah berfokus pada berpihak kepada murid dengan mendidentifikasi secara bersama  kebutuhan dan tujuan program yang dibuat. Suara, pilihan dan kepemilikan siswa tersalurkan dengan tepat. Selain itu program dibuat dengan melibatkan semua pihak terkait : guru, siswa, orang tua serta lainnya. Rencana jadwal program harus jelas agar bisa dilaksanakan dengan konsisten.Evaluasi dilakukan selama program berlangsung dan pada akhir program untuk memantau kemajuan murid dan memastikan tujuan yang diharapkan. Refleksi dan umpan balik untuk merenungkan  pengalaman dan memperbaiki program untuk di masa akan datang.
Dalam suatu program yang akan dilaksanakan terkadang memang ada hambatan yang akan dihadapi, misalnya adanya  terkadang guru asyik dengan kenyamanan rutinitas, berdalih tidak mau sibuk atau repot. Maka perlu dilakukan gebrakan dengan dipelopori oleh kepala sekolah.
Perubahan dan tantangan  yang cukup sulit, mengingat  sudah pun banyak yang senior. Latar belakang dan ketidak pedulian lingkungan dan masyarakat sehingga pendidikan dianggap datang ke sekolah, pulang, sudah menjadi rutinitas begitu saja tanpa  menggali diri potensi diri  untuk masa depannya nanti. Maka program yang dibuat  harus menarik, variatif dan berkualitas yang disesuaikan dengan  minat dan potensi siswa maka ini akan berproses dan membuat melek sekeliling.
Program yang dilaksanakan juga terkadang terkendala dengan dana. Pergerakan program tak terlepas dari anggaran yang disusun dengan jelas. Apapun programnya baik dalam kegiatan  intrakurikuler, ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler maka akan semakin banyak  pengeluaran. Melakuakn koordinasi dengan kepada  sekolah tentang pentingnya  pengadaan program  yang memprioritaskan  kepempimpinan murid , sehingga kepala sekolah  akan mensiasati  anggaran dana  yang  harus  dikeluarkan  menggunakan dana yang tersedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H