Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikana Sebagai Pemimpin

10 Agustus 2024   18:14 Diperbarui: 10 Agustus 2024   18:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Megawati Sorek

Pembelajaran dan pelatihan tak terasa telah memasuki modul 3, saya lihat judulnya sampai akhir di modul 3 ini lebih mengacu dan menitikberatkan bagaimana seorang pemimpin berperan dalam tugasnya. Pengambilan keputusan salah satunya. Banyak hal yang harus dipelajari dan disedikan beragam  studi kasus membuat pikiran ini menjadi terbuka dan mencoba memahami dengan hati dan akal setiap kejadian yang dihadapi di kehidupan nyata nantinya.

Pada tugas alur MERDEKA dan salah satunya adalah koneksi antar materi maka kami dituntun dengan banyak pertanyaan sebagai panduan arah menarasikan keterkaitannya modul 3.1 ini yaitu Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Kaitan antara filosofi KHD dengan Pratap Triloka tidak bisa dipisahkan karena KHD menyatakan bahwasanya seorang pimpinan itu harus among dan memberikan contoh maka keputusan yang diambil nantinya tidak ada unsur egois selalu mempertimbangkan dengan tiga aspek kehidupan(Pratap Triloka) spritual, budi(intelektual)  dan jasmani(fisik) sehingga ada keseimbangan yang ingin diraih dan dapat mencapai hasil dan partisipasi aktif dari keputusan yang telah dibuat seorang pimpinan. Keseimbangan juga diraih untuk jangka pendek dan jangka panjang. Pengambilan keputusan berdasarkan pemikiran KHD dan Pratap Triloka maka tentunya akan menjadi seorang pimpinan yang ketika mengambil keputusan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang kita pedomi berupa moral dan etika dan ajaran agama yang tertanam dalam diri sangat berpengaruh dengan integritas ketika memutuskan suatu hal. Prinsip yang dipegang akan berperan sebagai dasar pegangan atau acuan saat dalam situasi berbeda sekalipun. Contohnya jika seorang pemimpin berlaku jujur dan menjunjung nilai kebenaran maka ketika memutuskan sesuatu ia tak akan mau untuk melakukan manipulasi dan melakukan sesuatu yang tidak sesuai kebenarannya dan tanpa memikirkan konsekuensi yang akan ia terima. Begitu pula jika karakternya memegang rasa keadilan maka keputusannya cenderung sama rata, memberikan kesempatan pada semua orang atau ia menghargai berbagai keragaman yang ada dan mampu untuk menyesuaikan dengan kondisi. Peran rasa bertanggung jawab juga adalah penting ketika sebuah keputusan telah dibuat, nilai ini akan menjadi konsisten dan tidak plin-plan, dampaknya telah dipikirkan dengan matang, memahami dari berbagai sudut pandang dan menimbulkan nilai empati dan berfokus pada perasaan dan kebutuhan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa  nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh besar untuk  pengambilan keputusan, karena nilai-nilai tersebut menjadi pondasi dasar untuk menentukan prinsip-prinsip yang digunakan dalam sebuah keputusan. Prinsip-prinsip ini menimbulkan kerangka kerja moral dan etika yang akan menolong mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh pimpinan.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. Pada saat pengambilan keputusan maka coaching yang diberikan pendamping atau fasilitator  utnuk membantu alasan dibalik munculnya suatu keputusan berdasarkan fakta dan hal-hal pertimbangan yang muncul yang lakukan melalui pertanyaan yang berbobot, adanya reflektif dan perenungan yang mendalam, alternatif dan identifikasi, dan konsekuensi keputusan itu bisa digali dan munculnya potensi maksimal. Selain itu dari sesi coaching yang dilakukan bisa dijadikan evaluasi yang efektif karena keputusan akankah mencapai tujuan yang diinginkan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Pengaruhnya sangat signifikan dan penting karena saat menghadapi dilema etika adalah benar vs benar. Maka KSE atau PSE yang tetap dipertimbagkan adalah kesadaran diri yaitu pendalaman akan pemahaman  tentang nilai-nilai keyakinan dirinya untuk mempertimbangkan konsekuensi yang dihadapi ketika keputusan diambil. Kesadaran sosial terkait rasa empati dan peduli guru terhada siswanya sehingga pertimbangan keputusan dari sudut pandang yang luas dan tidak merugikan siswa, adil dan baik untuk pada semua yang terlibat. Membina hubungan yang baik dengan semua komunitas terkait, yakni siswa, orang tua, warga sekolah, ahli praktisi dan masyarakat sehingga keputusan bisa dijelaskan dengan komunikasi yang efektif dan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat ketika menghadapi dilema etika. Mampu mengelola diri sendiri maka akan mampu juga berinteraksi dan menghadapi masalah sehingga keputusan bisa diambil dengan rasa tanggung jawab.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pendidik yang memiliki kompetensi sosial emosional yang baik dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Seorang pendidik yang memiliki kontrol emosi yang baik dan dapat mengendalikan emosinya akan dapat lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan. seorang guru juga harus dapat mengelola emosional, pikiran, dan prilaku diri secara efektif agar dapat memahami suatu kasus dilema etika yang muncul baik dari rekan sejawat maupun murid sehingga keputusan yang di ambil dapat dipertanggungjawabkan. Kasus itu pun sudah diidentifikasi, analisis, mengevaluasi apakah keputusan sudah sesuai dengan nilai-nilai serta memikirkan konsekuensi dampaknya. Sangat diharapkan bagi guru untuk menghadapi masalah moral atau etika dan kembali kepada nilai-nilai yang dianut agar dapat memelihara kepercayaan dan integritas dalam profesi mereka serta memberikan contoh yang baik kepada siswa dan sekitar.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Selain itu dalam suatu pengambilan keputusan perlu kita pertimbangkan tingkat tantangan yang bisa saja muncul , misalnya kasusnya berat, adanya keterbatasan waktu padahal kita harus cepat mengambil keputusan sementara banyak hal yang harus dipertimbangkan, dukungan, ketidak pastian, perbedaan nilai serta persepsi adanya pergeseran nilai-nilai,  norma sosial yang bisa saja mempengaruhi paradigma.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Pengambilan keputusan yang tepat, tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut adalah kondisi yang kita inginkan. Maka untuk melakukan perubahan, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita dan bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda. Dalam pengambilan keputusan dilema etika pada proses pembelajaran sudah seharusnya kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran memperhatikan 4 paradigma yang dapat kita jadikan pijakan agar keputusan tersebut dapat berpihak kepada murid serta menjadikan murid meraih kebebasan dalam pembelajaran dan murid berkembang sesuai kodrat alam maupun kodrat zaman yang mencerminkan profil pelajar pancasila maupun nilai-nilai kebajikan universal lainnya. Selain itu harus mengenali murid secara detail, memahami kebutuhannya, menyajikan materi ajar yang relevan dan sesuai dengan panduan yang ada di kurikulum, berdiferensiasi, sekolah memberikan lingkungan yang baik, tidak ada bullyng  dan memberikan pembelajaran yang beragam dan holistik. Terahkir, adalah adanya evaluasi serta umpan balik yang melibatkan murid. Intinya adalah pengambilan keputusan yang tepat dan benar dalam pengajaran bisa mencapai memerdekakan murid-murid kita dengan memahami kebutuhan individu mereka dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.  Nah ini tentunya dapat membantu murid mencapai potensi terbaik mereka sesuai dengan karakteristik dan minat mereka masing-masing.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Guru adalah pemimpin pembelajaran sebagai pamong yang diibaratkan seorang petani yang menyemai benih. Benih tersebut dapat tumbuh subur apabila dirawat, dan dijaga dengan baik. Demikian juga dengan murid, seorang guru bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid sebagaimana petani yang menyemai benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru akan berpengaruh pada masa depan murid. Misalnya memperhatikan bakat, minat serta potensi siswa, mengenali muridnya dengan baik. Guru juga mengembangkan kompetensi diri untuk terus belajar dan memastikan selaku sebagai pemimpin pembelajaran, mengambil keputusan tentang kualitas dan relevansi kurikulum dan metode pengajaran yang diterapkan. Pemilihan media atau bahan ajar yang sesuai, guru semakin berkualitas, dan membawa inovasi dalam metode pembelajaran merupakan beberapa keputusan yang dapat mempengaruhi pembelajaran dan pencapaian prestasi siswa. Melalui keputusan-keputusan ini, seorang pemimpin pembelajaran dapat memastikan bahwa siswa menerima pendidikan yang berkualitas, mempersiapkan siswa untuk masa depan dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Suatu permasalahan dikatakan dilema etika apabila kasus tersebut benar lawan benar, sedangkan bujukan moral jika terdapat kasus benar lawan salah. hal tersebut dapat diketahui melalui penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. hal-hal diluar dugaan saya ketika suatu masalah melalui uji legalitas kedapatan melanggar hukum maka langkah-langkah pengambilan keputusan tidak perlu lagi dilanjutkan, begitu juga saya cukup mengerti dilema etika dan bujukan moral. Hal-hal yang diluar dugaan saya adalah saya tidak tahu akan ada ilmunya untuk memutuskan sesuatu hal, saya pikir selama ini keputusan diambil dengan pertimbangan secara acak dan tidak terarah seperti alur yang dijelaskan pada modul 3.1 ini.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sangat penting baik sebagai guru, individu maupun sebagai warga sekolah. keterampilan mengambil keputusan ini sangat menentukan kualitas dan efektifitas keputusan yang diambil yang akan mendorong terciptanya harmonisasi dan keselarasan dalam lingkungan tempat kita berada, baik sebagai individu maupun sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun