Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

P5 Bertema Kewirausahaan oleh Siswa SDN 003 Sorek Satu Membuat Telur Asin

23 Juni 2024   21:39 Diperbarui: 23 Juni 2024   22:10 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Koleksi Megawati Sorek

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT dengan karunia dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu untuk pemenuhan tugas sebagai mahasiswa pasca sarjana pada Pendidikan Dasar Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Salawat teriring salam tak lupa juga penulis ucapkan untuk junjungan kita nabi besar Muhammad SAW dengan mengucapkan Allahuma salli ala saydina Muhammad wa ala ali saydina Muhammad senoga dengan seringnya kita bersalawat maka kita akan diberikan safaat di akhirat kelak.

Pendidikan kewirausaan dan enterpeneur untuk tingkat Sekolah Dasar masih dirasakan belum ada dan jangkauannya masih belum luas. Hal ini dikarenakan pada usia mental maupun fisik anak SD masih belum memadai untuk melakukan bidang usaha berkaitan dengan bidang ekonomi pencaharian materi maupun keuntungan. Hanya saja konsep ekonomi itu diperkenalkan secara jalur sperti bermain agar agar peserta didik mengetahui konsep tersebut dengan senang hati.

Makalah ini tentunya dibuat berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan terutama di lokasi sekolah penulis sendiri yang pelaksanaannya berupaya untuk saling berkolaborasi dan masih pada tahap pembelajaran pemula sehingga masih belum sempurna. Maka dari itu penulis meminta maaf jika makalah ini belum bisa untuk memenuhi ekpektasi kita semua.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

 

Profil pelajar Pancasila menjadi unsur penting di penerapan Kurikulum Merdeka saat ini. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P3) bahkan melandasi kerangka dasar kurikulum baru tersebut. Selain itu, Profil Pelajar Pancasila menjadi bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil Pelajar Pancasila pun dijadikan referensi utama yang mengarahkan kebijakan pendidikan. Dalam struktur Kurikulum Merdeka, pengembangan profil pelajar Pancasila menjadi satu dari tiga komponen utama. Ketiganya adalah kegiatan intrakurikuler (aktivitas belajar di sekolah), kegiatan ekstrakurikuler, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Tiga elemen itu masuk dalam alokasi jam pelajaran sekolah dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu terkait lingkungan sekitar dan berkolaborasi memecahkan masalah tersebut.

Dalam Buku Saku Kurikulum Merdeka terbitan Kemdikbudristek, dijelaskan bahwa penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pendekatan pembelajaran berbasis projek kegiatan. Tujuan utama pelaksanaannya adalah mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Dalam praktiknya, peserta didik diajak untuk menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya. Dimensi profil pelajar Pancasila yang hendak diwujudkan melalui pemberlakuan Kurikulum Merdeka yaitu 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila dan Elemennya Mengacu kepada rumusan dari Kemendikbudristek, ada 6 dimensi profil pelajar Pancasila. Masing-masing dimensi itu dijabarkan menjadi sejumlah elemen dan subelemen. Penerapan setiap subelemen disesuaikan dengan perkembangan usia para peserta didik. Tahapan penerapannya mulai dari fase PAUD, usia 6-8 tahun, usia 8-10 tahun, usia 10-12 tahun, usia 13-15 tahun, hingga usia 16-18 tahun. Adapun 6 dimensi profil pelajar Pancasila adalah: (1) Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; (2) Berkebhinekaan Global; (3) Gotong Royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar Kritis; dan (6) Kreatif. Sesuai penjelasan Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan di publikasi resminya, 6 dimensi profil pelajar Pancasila beserta elemen dan subelemennya adalah sebagai berikut. 1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia. Dimensi ini bermakna bahwa pelajar Indonesia diharapkan menjadi peserta didik yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Para pelajar perlu memahami ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing, serta menerapkan hal itu di kehidupan sehari-hari mereka. Ada lima elemen kunci dalam dimensi ini, yaitu akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak pada alam, dan akhlak bernegara. Adapun subelemen dari masing-masing elemen itu bisa dicermati dalam perincian di bawah ini. a. Subelemen akhlak beragama: -Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa. -Pemahaman agama/kepercayaan. -Pelaksanaan ritual ibadah. b. Subelemen akhlak pribadi: -Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual. -Integritas. c. Subelemen akhlak kepada manusia: -Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan. -Berempati kepada orang lain. d. Subelemen akhlak pada alam: -Memahami keterhubungan ekosistem bumi. -Menjaga lingkungan alam sekitar. e. Subelemen akhlak bernegara: -Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara RI. 2. Dimensi Berkebhinekaan Global Dimensi ini mengarahkan agar pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas, serta identitasnya, sembari tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Hal ini diharapkan menumbuhkan perasaan saling menghargai dan potensi terbentuknya kultur baru yang positif sekaligus tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Dimensi Berkebhinekaan Global mempunyai 4 elemen, yakni mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan, serta berkeadilan sosial. Sejumlah subelemennya ada di bawah ini. a. Subelemen Mengenal dan Menghargai Budaya: -Mendalami budaya dan identitas budaya. -Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya. -Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya. b. Subelemen Komunikasi dan Interaksi Antar-Budaya -Berkomunikasi antar-budaya. -Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif. c. Subelemen Refleksi dan Tanggung Jawab terhadap Pengalaman Kebinekaan -Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan. -Menghilangkan stereotip dan prasangka. -Menyelaraskan perbedaan budaya. d. Subelemen Berkeadilan Sosial -Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. -Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama -Memahami peran individu dalam demokrasi. 3. Dimensi Bergotong-Royong Dimensi memuat visi bahwa para pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kapasitas melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Terdapat tiga elemen utama dalam Dimensi Bergotong-Royong, yakni kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Berikut subelemen dari masing-masing elemen Dimensi Bergotong-Royong. a. Subelemen Kolaborasi: -Kerja sama -Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama -Saling-ketergantungan positif -Koordinasi Sosial. b. Subelemen Kepedulian: -Tanggap terhadap lingkungan Sosial -Persepsi sosial. c. Subelemen Berbagi: -Berbagai hal berharga dengan orang-orang di lingkungan sekitar. 4. Dimensi Mandiri Dimensi ini memuat pemahaman bahwa para pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri. Dalam dimensi ini, pelajar diharapkan dapat bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Ada 2 elemen kunci dalam Dimensi Mandiri, yaitu kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri. Subelemen dari masing-masing elemen tersebut sebagai berikut. a. Subelemen Pemahaman Diri dan Situasi yang Dihadapi: -Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi -Mengembangkan refleksi diri. b. Subelemen Regulasi Diri: -Regulasi emosi -Penetapan tujuan belajar, prestasi, pengembangan diri, dan rencana strategis untuk mencapainya -Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri -Mengembangkan pengendalian dan disiplin diri -Percaya diri, tangguh (resilient), dan adaptif. 5. Dimensi Bernalar Kritis Dengan adanya dimensi ini, pelajar yang bernalar kritis diharapkan mampu bersikap objektif saat memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis juga didorong bisa memahami keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, sekaligus mengevaluasi dan menyimpulkannya. Sejumlah elemen di dalam Dimensi Bernalar Kritis adalah: memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam pengambilan keputusan. Berikut sejumlah subelemen dalam Dimensi Bernalar Kritis. a. Subelemen Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan: -Mengajukan pertanyaan -Mengidentifikasi, mengklarifikasi, serta mengolah informasi dan gagasan. b. Subelemen Menganalisis dan mengevaluasi penalaran: -Menganalisis masalah -Mengevaluasi penalaran -Mengevaluasi dan menganalisis prosedur penalaran. c. Subelemen Merefleksi dan proses berpikir: -Merefleksi pemikiran sendiri -Mengevaluasi pemikiran sendiri -Menyampaikan pemikiran sendiri. 6. Dimensi Kreatif Dimensi ini memuat visi bahwa pelajar Indonesia yang kreatif bisa memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dalam Dimensi Kreatif ada tiga, yaitu menghasilkan gagasan orisinal, menghasilkan karya dan tindakan orisinal, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi. Berikut ini sejumlah subelemen dalam dimensi ini. a. Subelemen Menghasilkan Gagasan Orisinal: -Menggabungkan beberapa gagasan menjadi ide yang bermakna -Menggabungkan beberapa gagasan menjadi ide imajinatif. b. Subelemen Menghasilkan Karya dan Tindakan Orisinal: -Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dalam bentuk karya atau tindakan -Mengapresiasi dan mengkritisi karya atau tindakan. c. Subelemen Memiliki Keluwesan Berpikir dalam Mencari Alternatif Solusi: -Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif -Membandingkan gagasan-gagasan kreatif -Merumuskan solusi alternatif. Subelemen-subelemen masih dijabarkan menjadi beberapa poin untuk disesuaikan dengan tahap atau fase penerapannya, yakni dari usia PAUD hingga 16-18 tahun. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun