Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Contoh Study Kasus Singkat, Padat, dan Jelas

22 April 2024   22:32 Diperbarui: 22 April 2024   22:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi desain Megawati Sorek

PERMASALAHAN MENULIS PERMULAAN PADA MATERI DIFTONG PADA SISWA KELAS SATU SDN 003 SOREK SATU-PANGKALAN KURAS-PELALAWAN

1. Deskripsi Studi Kasus

Saat Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan  penulis menemukan siswa kelas satu masih banyak yang belum mampu menulis kata yang menggunakan diftong atau huruf vocal yang rangkap pada suatu kata. Misalnya banyak anak menulis kata "dua" dengan "duwa" atau "duit" yang dituliskan dengan kata "duwit". Ini tentunya jelas pada siswa sudah memiliki kemampuan membaca di tahap awal hanya saja belum mengerti menuliskan ejaan yang menggunakan huruf diftong dan mengucapkannya dengan tepat.

Pelaporan ini bertujuan berbagi praktik baik berdasarkan pengalaman penulis alami untuk mengatasi materi huruf diftong pada peserta didik kelas satu SD. Permasalahan ini penting penulis teliti agar siswa tidak salah kaprah menulis atau pun membaca jika nantinya bertemu dengan kata yang menggunakan huruf diftong. Mempelajari huruf diftong akan membuat siswa mampu memiliki dasar yang kuat untuk menulis dengan benar serta memperkaya kosa kata berdasarkan pola pembentukan kata dan kalimat. Penggunaan huruf diftong juga penting untuk mempelajari pengucapan agar tidak salah.

2. Analisis Situasi

Situasi yang terjadi adalah pada siswa kelas satu untuk materi Bahasa Indonesia menulis dan membaca permulaan memahami konsep diftong masih terbatas, baik itu mengenali atau mengaplikasikan diftong dalam menulis. Selain itu pembelajaran ini harus lebih melakukan pendekatan dan strategi belajar dengan memperhatikan gaya belajar dan minat siswa yang penulis temukan belum menggunakan pembelajaran berbasis teknologi sehingga pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, buku teks dan papan tulis yang selama ini dialami siswa tidak mampu menjangkau tujuan pembelajaran dengan maksimal.

Peran saya dalam melakukan perancangan pembelajaran adalah saya menyusun perangkat pembelajaran dan evaluasi mengenai pemahaman materi pembacaan dan penulisan diftong. Langkah pertama adalah dengan berkonsultasi dan meminta bimbingan dari  Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) selanjutnya dengan guru pamong. 

Tak lupa sebagai Langkah mendasar yang harus penulis miliki adalah data dan fakta profil siswa yang saya dapatkan informasinya dari wali kelas satu tersebut. Berkenaan dengan gaya belajar, bakat, minat serta karakteristik peserta didik. Sedangkan teman sejawat menjadi observer ketika saya melakukan pembelajaran di kelas.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi adalah siswa kelas satu cenderung memiliki fokus konsentrasi yang rendah dan cepat bosan jadi perlu dicari kembali cara yang menarik dan menyenanggkan  dalam penyampaian materi nantinya.Terkait dengan pengucapan, pemahaman, serta penambahan kosa kata yang menggunakan diftong harus terus ditambah juga contohnya. Penyesuaian waktu pembelajaran juga menjadi hambatan yang harus dikoordinasikan antara saya, guru wali kelas, pamong, observer, dosen ketika evaluasi yang diakhir pembelajaran agar bisa terlaksana dengan baik dan lancar.

3. Alternatif Solusi

Langkah nyata yang bisa diambil untuk pencapaian tujuan pembelajaran materi huruf diftong adalah diantaranya melakukan pembelajaran yang interaktif  dan aktivitas yang menarik dengan bermain kuis kata, atau memilih kata dan menyanyikan lagu yang mengandung kata-kata diftong. Menayangkan contoh pengucapan bunyi diftong serta kata dengan memperlihatkan video pembelajaran yang ditayangkan melalui proyektor dan bersama- sama mengikuti dan menirunya. Tak lupa memberikan latihan yang cukup berupa tanya jawab langsung maupun tertulis untuk memperkuat pemahaman peserta didik dengan mempertimbangkan kemampuan pemahaman siswa yang beragam mulai dari yang mendengarkan, berbicara, membaca dan akhirnya menuliskannya.

Sumber daya yang digunakan untuk menjawab tantangan berdasarkan solusi di atas adalah bekerja sama dengan semua pihak terkait studi kasus penulis. Penulis menyediakan kartu untuk bermain kuis yang berisi kata yang mengandung diftong contohnya: amboi, pulau, kerbau, kacau, kicau, dawai,bagai, semai, tupai, kedai, kaloi, dodoi, andai, autodidak, Mei, taufik, harimau,konvoi, pantau,  boikot, cabai, badai, inai, tirai, intai, bau, buih, puisi, kau, dua. 

Setelah itu penggunaan LCD proyektor dengan menggunakan jaringan internet sebagai daya tarik siswa terhadap animasi yang ditayangkan dan terhubung ke speaker. Mengelompokkan siswa menjadi beberapa bagian untuk bermain kuis kata diftong. Tak lupa meminta wali kelas untuk memberikan waktu lebih karena proses pembelajaran tidak cukup jika hanya mengandalkan dua jam pelajaran saja sehingga penulis menyambung lagi setelah jam istirahat. 

Penulis juga meminta kepada wali kelas agar mengkoordinasikan kepada orang tua murid terkait pembelajaran huruf diftong agar terus dipantau penggunaannya oleh siswa dengan tepat dan benar melalui media Whatsapp grup kelas mereka untuk memudahkan penulis meminta refleksi dari siswa maupun dari wali murid siswa sekalian.

Link video animasi pembelajaran huruf diftong

https://youtu.be/A6BNNHuAKKU?feature=shared

Link video lagu diftong

https://youtu.be-QcpwC2n_I?feature=shared

4. Evaluasi

Hasil atau dampak dari proses pembelajaran yang telah dilakukan adalah terjadinya peningkatan hasil belajar serta pemahaman siswa akan huruf diftong dan penggunaannya dalam suatu kata sudah semakin maksimal. Tampilan layar besar, dengan warna-warni animasi dan suara yang jelas tentunya bisa mencuri perhatian siswa agar tertarik. 

Peningkatan keterlibatan siswa dan antusias siswa ketika materi disajikan dengan visualiasisasi yang menarik ditambah dengan kuis kata. Siswa juga mengidentifikasi dan mengeja kata-kata dengan huruf diftong yang ditampilkan melalui proyektor. Langkah selanjutnya hal ini membuat guru atau penulis mengetahui di mana siswa mengalami kesulitan dan bisa memberi perhatian dan bimbingan tambahan apalagi saat dicoba dikte siswa sudah mampu menggunakan huruf diftong dengan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun