Aku sangat bersemangat karena mendengar kabar akan ada digelar musik di acara pesta orang.
Kami para remaja tanggung memang memiliki hobi berkelana ke daerah keramaian apalagi jika itu ada menggelar musik.
Komunitas akan saling bertemu dan bersaing tentunya. Baik dari segi tampilan dan sok jagoannya.
Musik kali ini sangat spesial. Gencar melalui pesan yang diteruskan disampaikan kata akan ada Disc Jockey alias DJ, waktu serta alamatnya.
Kalian tahu apa itu DJ, oh, iya tepat sekali musik yang memang dimainkan di club-club malam itu. Bagi kami anak daerah kecamatan mana bisa dan terjangkau untuk ke sana. Ya, lihat-lihat di media sosial saja. Kami me yebutnya musik malam, biasanya hanya melalui pencaharian di ponsel kami nyalakan dan menari sembari mabuk. Geleng-geleng kepala.
Sedikit kita ceritakan tentang DJ la dulu ya, biar cerita ini panjang sedikit alurnya. Anggap saja cerita ini menggunakan POV 1 tetapi serba tahu seperti memakai POV 3.
Musik DJ yang memang menghidupkan suasana malam ini. Menghentak dan memberikan semangat serta membuat tubuh menjadi ingin bergoyang. Musik DJ adalah salah satu elemen populer dalam dunia malam, dengan peran penting dalam memberikan hiburan bagi pengunjung. Kembali ke penjelasan deh lagi nih ya. Cerpen seperti apa ini ya, seperti karya non-fiksi saja dulu menjelaskan secara ilmiah. Ada-ada saja, kan?
Musik DJ adalah jenis musik yang digabungkan, terus diolah dan diproses, serta disusun oleh seorang DJ dengan menggunakan peralatan elektronik. Musik DJ diambil dari rekaman musik dari berbagai jenis musik, seperti pop, rock, hip-hop, dan elektronik.
Tren musik DJ memberikan pengalaman baru dan berbeda. Berbagai jenis musik di mix dengan apik, sesuai dengan irama alunan lagu dan unik. Memicu banyaknya lahir para seniman baru bermunculan. Kreativitas dan teknik keterampilan yang tinggi melahirkan suatu sistim ekonomi industri musik, hiburan dan pariwisata bagi masyarakat, terutama di kota-kota besar.
Musik dengan irama yang menghentak dan menari sering kali menggunakan beat drum atau perkusi, bass yang dominan dan menjiwai, serta paduan instrumen musik elektronik yang dinamis seperti synthesizer atau sampler bahkan diulang-ulang juga. Musik DJ terkdang menggunakan komputer atau perangkat elektronik lainnya untuk menciptakan efek suara yang unik dan istimewa.
Musik DJ juga mempengaruhi emosi dan menunjukkan semangat, tempo dari sedang hingga cepat, inspirasi dalam hidup, sehingga musik ini bisa memberikan energi, kesenangan, dan kepuasan pada para pendengarnya. Melepaskan diri dari rutinitas dan tekanan hidup.
Sering di putar saat malam hari yang notabene sebenarnya jadwal untuk tubuh beristirahat. Musik DJ juga ada negatifnya. Hingar bingar dengan identik penggunaan obat-obat terlarang, membuat tidak produktif lagi, berbahaya bagi kesehatan. Selain itu musik yang keras, bising, nada tempo cepat merusak pendengaran dan bisa stres dibuatnya, belum lagi insomnia menyerang.
Ini mau menulis cerpen nggak sih niatnya? Oke begini ceritanya.
Aku dan rombongan geng sudah membuat janji dan kami berkumpul di markas biasa tempat kami bertemu. Perkiraan musik DJ itu akan dimulai sekitar pukul 23.00 malam.
Saat kami tiba, lokasi sudah padat. Banyak yang sudah anteng masa entry. Parkiran penuh, kedua sisi jalan sekitar 200 an meter saja sudah berjejer berbagai kendaraan.
Tak lama berselang MC mengumumkan akan dimulai. Kami pun segera bergabung dengan yang lainnya. Penonton Sakin merangsek ke depan pentas. Penuh, sesak dan heboh. Semua berjingkrak, dan semua kami sudah dalam kondisi siap nge-play. Sejam yang lalu kami telah minum racikan oplosan agar melayang dan setengah sadar. Semua menari, hanyut dengan hentakan musik. Kepala geleng-geleng, kedua tangan di atas, ada yang loncat-loncat. Ada juga hanya menunjuk ke atas dan kepala dianggukan.
Aroma asap dari rokok dan Vape memenuhi arena menari. Makin sesak dan panas. Butuh air dingin, cuma siapa mau yang menyirami kami anak berandalan ini. Ada sebagian yang pingsan, di bopong, ditaruh di tepi lapangan.Â
Tari menari, ada yang tersenggol tersulit emosi. Remaja kurus bungkuk di sampingku tak terima. Ia tinju hidung anak muda yang berjoget di depannya. Mungkin salah sasaran, bukan itu yang dimaksud, saling tak terima. Mereka berantem, suara gaduh dan riuh. Entah melerai, entah memprovokasi. Mana peduliku, aku lagi menikmati musik dan agak lelah bercampur oleng. Pihak pengamanan sepertinya mendekati ke arah kami.
Belati menancap pas di bagian ulu hatiku. Tubuhku limbung dengan kedua matanya menyipit. Aku menarik napas yang menyengal dada, kian sesak. Bibirnya seakan ingin berucap, tetapi justru melotot meregang nyawa. Terdengar teriakan-teriakan setelah musik tiba-tiba dimatikan. Itu yang terakhir kudengar.
~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H