Musik DJ juga mempengaruhi emosi dan menunjukkan semangat, tempo dari sedang hingga cepat, inspirasi dalam hidup, sehingga musik ini bisa memberikan energi, kesenangan, dan kepuasan pada para pendengarnya. Melepaskan diri dari rutinitas dan tekanan hidup.
Sering di putar saat malam hari yang notabene sebenarnya jadwal untuk tubuh beristirahat. Musik DJ juga ada negatifnya. Hingar bingar dengan identik penggunaan obat-obat terlarang, membuat tidak produktif lagi, berbahaya bagi kesehatan. Selain itu musik yang keras, bising, nada tempo cepat merusak pendengaran dan bisa stres dibuatnya, belum lagi insomnia menyerang.
Ini mau menulis cerpen nggak sih niatnya? Oke begini ceritanya.
Aku dan rombongan geng sudah membuat janji dan kami berkumpul di markas biasa tempat kami bertemu. Perkiraan musik DJ itu akan dimulai sekitar pukul 23.00 malam.
Saat kami tiba, lokasi sudah padat. Banyak yang sudah anteng masa entry. Parkiran penuh, kedua sisi jalan sekitar 200 an meter saja sudah berjejer berbagai kendaraan.
Tak lama berselang MC mengumumkan akan dimulai. Kami pun segera bergabung dengan yang lainnya. Penonton Sakin merangsek ke depan pentas. Penuh, sesak dan heboh. Semua berjingkrak, dan semua kami sudah dalam kondisi siap nge-play. Sejam yang lalu kami telah minum racikan oplosan agar melayang dan setengah sadar. Semua menari, hanyut dengan hentakan musik. Kepala geleng-geleng, kedua tangan di atas, ada yang loncat-loncat. Ada juga hanya menunjuk ke atas dan kepala dianggukan.
Aroma asap dari rokok dan Vape memenuhi arena menari. Makin sesak dan panas. Butuh air dingin, cuma siapa mau yang menyirami kami anak berandalan ini. Ada sebagian yang pingsan, di bopong, ditaruh di tepi lapangan.Â
Tari menari, ada yang tersenggol tersulit emosi. Remaja kurus bungkuk di sampingku tak terima. Ia tinju hidung anak muda yang berjoget di depannya. Mungkin salah sasaran, bukan itu yang dimaksud, saling tak terima. Mereka berantem, suara gaduh dan riuh. Entah melerai, entah memprovokasi. Mana peduliku, aku lagi menikmati musik dan agak lelah bercampur oleng. Pihak pengamanan sepertinya mendekati ke arah kami.
Belati menancap pas di bagian ulu hatiku. Tubuhku limbung dengan kedua matanya menyipit. Aku menarik napas yang menyengal dada, kian sesak. Bibirnya seakan ingin berucap, tetapi justru melotot meregang nyawa. Terdengar teriakan-teriakan setelah musik tiba-tiba dimatikan. Itu yang terakhir kudengar.