"Kisah 25 Nabi?"
"Ya, bacalah."
"Waktu kecil dah khatam aku ini, Ra."
"Mungkin ada yang terlupakan, saranku baca lagi. Lihat, para sekaliber nabi saja, bagaimana hidup mereka. Cobaan mereka jauh lebih berat, dan mungkin jika itu kita yang mengalami mungkin tak sanggup. Kau harus kuat, Mel."
"Ya, kau benar, Ra." Mata Meli mulai berkaca-kaca.
Aku berdiri mendekat serta merangkul pundaknya. Ia tertunduk tergugu. Aku hanya menepuk-nepuk pundaknya perlahan. Memberi waktu untuk ia menangis. Aku tahu Meli baru saja diputuskan oleh pacarnya. Mereka telah menjalani hubungan selama lima tahun. Aku tahu tentang cerita mereka semua karena Meli selalu curhat padaku.
"Ayolah move on dan self healing, say." Aku memelas memandang prihatin padanya.
"Move on tau aku, self healing apaan lagi tu?"Â
Serak suara Meli bertanya.
"Self healing itu, menyembuhkan luka sendiri akibat tekanan batin atau mental, akibat kesedihan maupun kekecewaan agar terhindar dari yang namanya depresi." Aku menjelaskan panjang lebar.
"Udah ah, sarapanlah lagi. Mumpung belum bel masuk. Jam masuk kelas padat," sambungku.