Ini bukan tulisan mengenai ilmu kepenulisan atau bagaimana caranya agar mampu menjadi penulis.
Saat diriku menulis saat ini, sedang membayangkan sosok penulis dan hasil karyanya.
Setiap buku yang lahir darinya isinya sangat sarat makna, pesan moral dan ilmu pengetahuan. Kemampuan sang maestro tersebut ditambahkan lagi dengan daya imajinasi, bumbu-bumbu yang terkemas dalam alur cerita yang menarik.
Berani, ironi, sarkas, satire, penuh qoutes yang relevan dengan kehidupan.
Membaca tulisannya juga menunjukkan kualitas, serba hal buku yang telah ia lahap pastinya. Terbukti, pemikiran, pandangan serta ilmu yang disampaikan dalam cerita sangat terlihat dikuasai. Riset serta tabungan pengetahuan di otaknya tentunya sangat banyak. Eksekusi tulisan dengan jam terbang sangat tinggi. Membaca buku beliau seakan ikut berada dalam kondisi di dalam cerita. Tegang, penasaran, mengejutkan, banyak hal yang tak terduga.
Latar cerita maupun tokohnya mencerminkan si penulis juga yang cerdas dan sudah jauh melihat mengelilingi beberapa tempat di dunia. Jika tebakanku benar pastinya hal itu suksesnya ia memberi gambaran tempat, kondisi, perasaan tokoh dan unsur pembangun cerita lainnya yang membuatku hanyut.
Role model penulis adalah beliau. Kritis dan tentunya bermanfaat, melalui sastra ia menyindir. Mengena di hati, berusaha untuk peduli, berjuang lewat tulisan karena menurutnya sudah banyak yang keluar dari jalurnya. Bukan sok idealis cuma si pelanggar akan makin terlena jika tak disentil. Kegeramannya dapat kurasakan, seakan berteriak dengan idealis. Bagaimana kepedulian itu bisa ditularkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H