Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa yang Menyiksaku

3 Mei 2023   06:01 Diperbarui: 3 Mei 2023   06:20 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Desain Megawati Sorek

"Serius lo, pukul 09.30 ya, kujemput di bandaranya ... oke, dah," ujarmu menutup telepon.

Senyum semringah, matamu berbinar. Lalu dirimu naik ke atas tempat tidur dan berlonjak-lonjak.

"Eh, kenapa kak? loncat-loncat kayak anak kecil aja, ah," sapa adikmu yang masih mengenakan seragam SMA yang kebetulan melintas di pintu kamarmu yang terbuka.

"Diam lu, urusan gue tau!" jawabmu dengan menjulurkan lidah serta turun dari ranjang.

"Ingat umur ..." adikmu berujar sambil berlalu.

"Baru juga dua puluh tujuh kok!" teriakmu, karena adikmu sudah berlalu ke belakang.

 

Melihat pola tingkah lakumu aku pun ikut tersenyum geli, yah, terkadang dirimu ada kekanakannya. Lucu dan ngemesin.

Lalu, dirimu mengambil figura foto yang terletak di nakas. Tersenyum memandangi foto kita berdiri dengan latar belakang pemandangan yang hijau, dirimu yang diapit di antara Ibra dan diriku. Mungkin dirimu mengenang lintasan masa lalu kita.

Ya, tujuh tahun yang lalu persahabatan kita bertiga begitu indah. Kita memiliki takdir yang sama dengan jurusan kuliah kita. Selama mengecap ilmu di perguruan tinggi tersebut kita lalui masa kebersamaan yang penuh suka duka. Bahkan kita bertiga ikut MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) bertualang bersama.

Almahyra Romsani namamu, gadis yang periang, heboh serta penuh semangat. Namun, agak sedikit tomboi. Masih ingat jelas di ingatanku awal kita bertemu, saat itu aku dan Ibra sedang berjalan menuju ruangan kelas kuliah. Dirimu berlarian menabrak kami, sepertinya terlalu terburu-buru. Lalu dirimu memelaskan wajah serta berucap maaf dengan lirih.

Selanjutnya, ternyata kita satu ruangan dan perkenalan kita semakin akrab, selalu bertiga. Ada kecocokan di antara kita.

Dari zaman film India Kuch-Kuch Hota Hai sampai film Perahu Kertas tak ada yang namanya persahabatan lawan jenis yang tulus. Akhirnya rasa suka itu menagih, melahirkan rasa benih- benih menjadi cinta terpendam. Rasa ingin memiliki diiringi cemburu diam-diam. Namun diantara kita tiada yang sanggup tuk mengutarakannya. Cinta dalam senyap menyiksa bersama harapan akan menjadi kenyataan.

Dapat kulihat matamu berbinar, ketika melihat Ibra. Di tatapan mata itu ada yang tersembunyi. Perhatianmu begitu intens padanya. Namun, kutak tau apa Ibra menyadari hal itu. Atau pura-pura tak tahu. Abai.

Di suatu waktu, saat kegiatan MAPALA berlangsung. Pendakian gunung berlangsung. Bagaimana khawatirnya dirimu saat Ibra demam dan pingsan. Dirimu rela bergadang hanya untuk menjaga serta meletak handuk di kening Ibra.

Kau tahu Alma, saat itu diriku mati- matian menahan rasa cemburuku. Memendam rasa memang menyakitkan. Untuk jujur padamu kutak sanggup. Terasa sakit perih ketika kasih perhatianmu hanya tertuju pada Ibra.

Hari ini, bangunmu lebih awal. Bersiap sambil bersenandung kecil. Wajahmu bersinar. Di depan cermin memoles wajah dengan make-up lalu berdiri sambil memutar tubuh lalu menggeleng. Membuka lemari serta tanganmu dengan lincah menggambil beberapa helai baju dan meletakkan nya di atas ranjang. Baju tersebut satu persatu dirimu pajang di depan tubuhmu serta menghadap cermin. Mengeleng, lalu menganti dengan baju yang lain. Seperti nya dirimu mempersiapkan diri ingin tampil sempurna.

Hari ini begitu spesial, dirimu akan menyambut dan menjemput Ibra yang datang dari Riau, Ibra yang merantau ke Pulau Sumatera akan kembali ke Jakarta untuk liburan satu Minggu ke depan. Kesempatan yang langka bagimu untuk bertemu langsung semenjak selesai kuliah. Sibuk masing-masing.  Hanya sesekali melalui handphone komunikasi terjalin. Ibra yang sudah sukses menjadi pengusaha serta dirimu yang bekerja sebagai sekretaris di Perusahaan besar di Jakarta ini. Bahkan semenjak ayahmu tiada dirimulah yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga membiayai kebutuhan ibumu serta adik yang masih bersekolah.

Setelah dirimu cukup puas dengan penampilanmu, segera meraih kunci mobil. Menuju bandara dengan perasaan riang gembira. Walaupun hari Minggu---bukan hari kerja---weekend, macet merupakan hal yang masih perlu diantisipasi agar tidak mengalami keterlambatan. Sebelum pukul 09.30 kedatangan penumpang. Dirimu sudah siap  menunggu dengan debaran hati bahagia.

Senyummu mengembang serta melambaikan tangan pada Ibra. Ibra yang berstelan casual dan memakai kacamata hitam itupun sangat terlihat tampan tersenyum ke arahmu dan melambaikan tangannya.

Senyummu surut seketika, melihat bergelayut manja di lengan Ibra seorang gadis ayu jelita berkacamata hitam juga, serta  menyeret koper pink. Gadis berlesung pipi itu tersenyum manis.

Semakin dekat, Ibra dan gadis itu melepas kacamatanya. Menyambut hangat padamu. Kalian saling melempar senyum kerinduan, bersalaman melakukan tos persahabatan kita.

"Kenalin Al, Cesilia tunangan, gue" Ujar Ibra sambil memandang tersenyum ke arahmu dan gadis itu.

"Alma, sohib Ibra. Ah, mungkin Ibra sudah banyak cerita hal tentang kita." Bersalaman, dirimu berkata sambil memamerkan deretan gigimu yang rapi.

Hanya aku yang tau ada luka pada senyumanmu Al, dirimu kecewa. Cemburu itu pasti. Pahit. Apa Ibra tidak peka. Apa itu sudah tabiatmu. Sampai-sampai bertemu hanya sesaat dan sudah lama tak bersua masih saja menoreh rasa sakit pada Almaku. Aku geram padamu Ibra. Tanganku mengepal ingin kujotoskan ke wajahmu. Lagi-lagi kau hanya bisa menghancurkan asanya.

"Oke, kita cari sarapan yuk. Bagaimana jika di cafe langganan kita dulu, sudah banyak berubah lo, Bra" ajakmu kepada mereka berdua.

Mereka berdua beradu pandang saling tersenyum dan mengangguk setuju.

Untungnya dirimu bisa menyembunyikan kekecewaanmu Al.

Di cafe, dirimu bercerita panjang lebar. Dasar cewek suka heboh. Kulihat Ibra sampai tergelak bahkan dirimu mencolek bahu Cesilia dan menunjuk ke Ibra sambil tertawa terbahak berbarengan. Entah apa yang kalian bicarakan. Kupastikan itu cerita masa lalu tentang persahabatan kita.

Selanjutnya, dirimu antar mereka ke hotel. Pulang dengan rasa nelangsa dan mood yang malas. Pandangan mata yang menerawang. Lelah hatimu menjaga cinta untuk dia yang tak pernah terungkap dari bibir tipismu. Seharusnya dari dulu menghentikan rasa yang tak sama ini. Cinta yang bertepuk sebelah tangan, hanya rasa dalam impian. Patah hati!

Melanjutkan hari dengan kembali aktivitas kerjamu, hingga batas liburan Ibra dan tunangannya yang menikmati tour wisata mereka berdua akan berakhir.

Sore terakhir, sebelum Ibra dan Cesilia kembali terbang. Bersamamu di TPU Tamburan kalian duduk bertiga di dekatku. Dirimu memegang nisan yang bertuliskan namaku. Air matamu jatuh entah menangisiku atau nasib cintamu yang tak ada arah. Ibra dan Cecilia tertunduk dengan tatapan mata yang sedih.

Andai kematian ini belum menagih janji pada ragaku. Andai kecelakaan itu tak pernah terjadi. Ingin kumerengkuh Almaku. Akan kugoreskan bahagia dalam hidupmu. Tak kan kubiarkan luka itu ada. Mengapa cinta ini begitu menyiksa . Aku yang sangat mencintaimu. Dirimu yang begitu mendalam mencintai Ibra, yang hatinya kini dilabuhkan pada sosok Cesilia. Tanganku ingin menggapaimu. Namun, tak mampu.

~

Bionarasi

      Megawati Sorek seorang penulis novel dengan judul "Bu Guru, I Love You" dan kumcer berjudul "Entahlah" serta 50-an lebih antologi . Kini berdomisili di Desa Angkasa Bandar Petalangan, Pelalawan, Riau.

     Wanita yang memiliki ciri khas cadel--gagal untuk mengucapkan  R  ini jebolan dari Perguruan Tinggi di Universitas Riau (UR). Organisasi yang saat ini diikuti adalah sebagai Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan Masyarakat (PD FTBM) sebagai koordinator Bidang SDM serta memiliki geliat literasi Taman Bacaan Masyarakat ditingkat Kecamatan dengan nama "TBM Cahaya Angkasa".

     Jejaknya bisa dilacak di akun Instagramnya yaitu #bundaaliqha. Kicauan serta statusnya terselip diakun aplikasi biru milik Mark Zuckerberg Facebook dengan nama Ayue Mega Bunda Aliqha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun