Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan untuk Bulan Prestasi

18 April 2023   07:28 Diperbarui: 18 April 2023   07:32 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Desain Megawati Sorek

Ramadan itu disebut juga bulan prestasi karena pada masa Nabi Muhammad banyak mengalami kemenangan perang. Artinya ibadah puasa tidak menghalangi seseorang untuk meningkatkan kualitas diri. Prestasi yang ingin diraih tentunya bukan hanya pada tingkat materi dunia semata. Bulan suci Ramadan pelatihan bagi hamba Allah dalam mengukir prestasi bagi dunia dan akhirat nantinya.

Ramadan bukan sekedar hanya mengubah jam jadwal makan. Lalu, latah ikut-ikutan apa yang dilakukan kebanyakan orang. Tanpa tahu esensi sebenarnya. Setelah Ramadan berlalu maka ia kembali seperti semula. Semesti Ramadan berbekas dan akan lebih baik lagi dan kita menjadi orang beruntung bukannya merugi. Lalu euforia merayakan kemenangan padahal ibadahnya masih belum optimal. Fokusnya pada pakaian baru, bergaya, kue-kue lebaran flexing, dan pernak-pernik saja.

Banyak orang yang berilmu sebenarnya cuma rasa malasnya yang diperturutkan. Padahal di dalam Ramadan itu jika kita jeli maka ada ketertiban dan disiplin yang dilakukan. Jalan kesuksesan akan sulit dicapai jika kita malas. Maka rasa malas itu harus dilawan. Bujukan setan harus kita pukul telak dengan melaksanakan ibadah maupun pekerjaan dengan maksimal.

Mencapai prestasi itu bisa saja dengan beberapa hal berikut.

Pertama kita harus memberikan image yang baik. Segala yang diperbuat sudah sesuai aturan personal branding juga jelas mengambarkan profil yang positif. Sehingga orang lain akan membuka diri dan akan mau bekerja sama dengan kita. Nama baik ini sanggat penting sebagai rekomendasi atau afirmasi pada kehidupan.

Jika citra positif sudah tercoreng, terkenal tidak jujur, tidak amanah membayar utang, licik, suka tak menepati janji tidak disiplin, besar cerita dan khianat maka dipastikan dalam segala lini kehidupan ia akan dijauhi dan kredibilitasnya akan hancur.

Kedua  adalah kita harus berusaha sekuat tenga untuk menambah wawasan dan mencari ilmu. Memang mencari ilmu itu butuh perjuangan dan berat. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, usia yang terus bertambah bukanlah suatu halangan. Kualitas diri serta potensi akan mengembangkan dengan segala daya dan upaya, mandiri sehingga menjadi manusia yang unggul. Manusia yang mampu berkarya diiringi dengan amar ma'ruf nahi mungkar.

Menegakkan disiplin ibadah, waktu, tertib, melaksanakan aturan dan istiqamah dalam hal kebaikan. Selain itu bermental baja dan pantang menyerah, tidak mengeluh dan selalu berusaha dengan hasil terbaik, mampu menyikapi perubahan sehingga ahli dibidangnya dan bermaknanya hidup di dunia serta bisa meraih akhirat. Alhamdulillah, sukses meraih prestasi.

Dalam perjalanan meraih prestasi kita bisa lihat bagaimana keunggulan Nabi besar Muhammad SAW. Beliau mampu meletakkan pondasi dasar Islam sehingga ada atau tiada sistim itu terus berjalan sampai kini. Suri tauladan masih dipakai dan pedoman bagi umat. Nabi Muhammad unggul sebagai pedagang, pemimpin, panglima perang, pemimpin politik dan sebagainya.

Lalu, kita bisa sedih melihat umat mulim karena predikat unggul masih terasa jauh. Kita belum sepenuhnya meneladani Baginda Rasullulah. Uswatun Hasanah kita tahu itu semua! Kita lihat yang non muslim memiliki etos kerja yang seperti ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW makanya mereka lebih melesat  di berbagai bidang.

Mental dan lingkungan adalah dua hal juga yang mempengaruhi seseorang.

Mengejar prestasi haruslah ikhlas. Dalam perjalanannya kita akan menemui orang yang menghina dan memuji. Sebenarnya keduanya adalah ujian. Hinaan bisa saja datang jika orang tak suka, terselip iri dengki . Ini tidak harus melemahkan kita balas saja dengan kebaikan jangan keburukan. Bisa jadi hinaan itu teguran, atau jalan penghapusan dosa, dan kita akan dinaikkan derajatnya. Jadikan sebagai evaluasi diri untuk perbaikan diri atau muhasabah.

Pujian, nah ini, tipuan. Jangan terlena. Perasaan bangga dan merasa lebih baik lahirlah sifat ujub, ria dan sombong. Sebenarnya manusia itu kagum dengan kita, kita tahu dengan diri sendiri. Maka sebenarnya Allah menutupi aib-aib kita.

Jadi baiknya kita jangan berharap pada pengakuan dari orang lain. Kuncinya ikhlas. Sebab dirimu sesungguhnya adalah ketika tidak ada satu orangpun melihatmu kecuali Rabbmu.

"Barang siapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barang siapa mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka allah akan biarkan dia bergantung pada manusia." (HR.Tirmizi)

Oleh karena itu, teruslah berbuat baik dan mengejar prestasi. Jangan berharap pada manusia maka kau akan kecewa. Mereka terkadang hanya bisa menilai tanpa berkaca. Sukses selalu umat Islam, eratkan ukhuwah Islamiyah. Bersatu kita bisa, mulai dari diri sendiri kita bersama meraih kemajuan dan jaya. Ramadan adalah jalan untuk mengukir prestasi. Pribadi yang terbentuk dari latihan di Ramadan akan membawa kesuksesan dunia dan akhirat! Masya Allah, barakallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun