Aku yang modis dan stylis
Aku lebih sehat
Aku lebih sholeh, dan alim
Aku lebih berilmu
Aku lebih berpengalaman
Aku senior
Akulah segalanya
Contoh di atas adalah bujukan setan yang berucap "Sombong, yuk!" Seruan atau ajakan itu akan terus digencarkannya. Begitulah kira-kira, "Sombong, Yuk!" Padahal mungkin si manusianya sudah merasa tawadhu atau rendah hati maka di depan manusia lainnya ia telah terlihat berlaku takabur. Menjaga hati memang sulit, tanpa disadari sikap itu begitu saja hinggap.
Pasti pernahlah ya, terbesit seperti contoh di atas. Disadari atau tidak setan itu begitu lihai memberikan semacam persepsi terhadap diri sendiri. Munculnya rasa merasa diri lebih dan memandang rendah orang lain yang kita sebut dengan kesombongan atau takabur.
Takabur atau sombong  bisa diketahui dari cara memandang, lirikan, sikap, perkataan, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, gerak-gerik, cara berjalan, nada suara, cara duduk, tatapan, berpakaian, tangannya yang mengibas jijik, cara merespon sesuatu bahkan dari tarikan napas.
Kita semua tahu terusirnya setan dari syurga karena sikap takabur atau sombong inilah. Berhakkah kita juga bersikap sombong? kesombongan hanya milik Allah SWT Yang Maha Kaya. Apa yang melekat pada diri hambanya adalah sejatinya hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa dicabut dengan mudah oleh Allah SWT. Kita hanya menerima kemurahan dariNya.