Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Pedagang Pasar Kaget Ramadhan

23 Maret 2023   10:25 Diperbarui: 23 Maret 2023   10:42 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Bisa-bisa saja, tapi akan berpengaruh ke rasanya, nggak enak gitu, kalau kita jual juga, pelanggan kita akan tau dan lari. Belum lagi rasanya berdosa jika menjual barang yang udah tak layak kali, Nak," terang ibunya panjang lebar.

"Betul itu, mau cem manalah. Rezeki segitu," Pak Saleh menimpali.

Semua wajah para pedagang  terlihat suram. Rintik-rintik mengundang, membuat mereka yang baru setengah jam buka lapak, mulai berangsur mengemas barang dagangannya.

Pak Saleh menyusun kembali lauk-pauk ke dalam kontainer plastik persegi mereka. Belum ada laku atau pecah telur kata orang. Ia memutuskan untuk tutup sebentar. Berteduh dan jika memungkinkan hujan reda akan membuka jualan kembali.

Langit sedang tidak bersahabat. Tuhan memberi ujian berat kepada mereka. Tetes-tetes hujan jatuh makin lebat diiringi kilat dan dentuman keras. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Segalanya tak dapat ditolak. Harus menerima dengan ikhlas.

Hujan mulai reda disaat lima belas menit lagi akan tiba waktu berbuka. Maka tidak akan sempat lagi untuk berjualan dengan kondisi lokasi basah. Orang lalu lalang pun tidak ada.

Setelah berdiskusi bersama istri dan anak-anaknya  mereka sepakat akan menyedekahkannya saja pada para tetangga. Untuk modal berikutnya Pak Saleh akan mencoba untuk mencari pinjaman.

Sesampai di rumah, dengan cepat mereka berempat membagikan dagangannya kepada para tetangga dan mesjid. Disambut dengan kegembiraan oleh para tetangga. Ada juga yang merasa iba, karena mereka tahu kondisi Pak Saleh. Beberapa orang malah memberi uang untuk mereka.

Uang yang diberi seikhlasnya oleh para tetangga yang berjumlah sedikit diterima dengan rasa syukur. Disaat malam mereka pergi salat Terawih ke mesjid terdekat.

Ketika mereka berjalan pulang menuju rumah.

"Pak Saleh, Pak Saleh!" Seorang pria berkain sarung yang hampir sebaya dengannya memanggil sambil mengejar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun