Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ni Parah Ni, Ni Parah Ni, Oh, Ternyata!

18 Maret 2023   21:56 Diperbarui: 18 Maret 2023   22:18 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, tau nggak, ada kabar angin lo, Bu Nina yang cantik itu jadi pelakor!" ucapku memberitahu gosip terbaru kepada ibu-ibu kompleks yang sore ini  berkumpul di warung Mpok Minah. Aku memang  terkenal sebagai CCTV yang selalu up-date mengenai hal baru yang terjadi.

Mereka begitu antusias menanggapi informasi yang kusampaikan. Apa lagi jika berkaitan dengan Bu Nina yang modis dan eksis di dunia maya itu. Sering kali kami menjadikan dia sebagai topik utama untuk ghibah. Apalagi aku yang merasa tersaingi. Semenjak ia pindah ke perumahan ini, banyak yang memuji fisik maupun sikapnya yang terlihat lembut dan manis.

 "Cuma, belum tahu siapa lelaki yang terjerat janda beranak satu itu?" sambungku sembari mencebikkan bibir.

"Wah, seru ini, ntar dia, misalnya tuh, diserang nih ama istri sah, jangan lupa kita videoin, biar viral," ucap Bu Asih penuh semangat.

"Betul-betul, heranlah laki-laki manalah, kok mau digodain ama dia, yang pura-pura keliatan baik, dan sok imut itu." Aku meraih minuman mineral gelas dan menancapkan sedotan.

"Kalian, udahan lo, ngomongin dia, dosa ntar, kualat kita. " Mpok Minah meletakkan beberapa mangkuk miso yang masih mengepul di meja.

"Iya, lo, Bu Tatik, ingat ceramah pengajian kemarin, ghibah ama aja kita menstranfer pahala ama dia lo, kalau nggak ada pahala kita, kita yang ambil dosa tu orang, iya gitukan?" Bu Diah, menyenggol lengan Mpok Minah. Wanita pemilik warung  itu mengangguk setuju.

"Iya, aku mau tobat, makanya tadi nggak ikut nimbrung!" Mpok Minah cengegesan dan berbalik menuju tempatnya meracik miso kembali. Aku mendelik dan memutar bola mata dengan malas. 

"Bu Tatik! dicariin ke rumah rupanya udah di sini. Sini!" Tangan Bu  Sela  menarik tanganku menjauhi yang lainnya.

"Lihat ini," lirih dia berucap seraya menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan foto Bu Nina mengelayut di lengan suamiku di sebuah pusat perbelanjaan di provinsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun