Terkait kepentingan ekonomi, kekayaan sumber energi yang ada di wilayah ZEE Indonesia penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Selain itu, jika terjadi konflik bersenjata di kawasan Laut Cina Sleatan, hal tersebut dapat meningkatkan premi asuransi kapal-kapal yang berlayar di kawasan dan menyebabkan kerugian di pihak Indonesia. Untuk sektor pertahanan dan keamanan, eskalasi ketegangan di Laut Cina Selatan telah "memaksa" Indonesia dan negara-negara di kawasan untuk memperkuat kekuatan militer mereka, terutama kekuatan angkatan laut. Hal ini telah menjadi topik pembahasan para akademisi dan analis sejak tahun 1990 dan menjadi topik yang hangat di abad ke-21 ini. Sebuah studi mencatat Asia mengalami peningkatan belanja alat utama sistem senjata (alutsista) sebesar 27% antara tahun 2010 dan 2014, utamanya untuk angkatan laut dan angkatan udara. Peningkatan belanja militer dan jumlah alutsista canggih dan mematikan di kawasan hanya akan memperbesar kemungkinan risiko terjadinya konfrontasi bersenjata di kemudian hari. Oleh karenanya menciptakan semakin banyak masalah di kawasan.
Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memahami pentingnya kedaulatan sebuah negara atas perairannya. Sengketa Laut Cina Selatan memperlihatkan bagaimana sengketa batas-batas maritim dapat berdampak kepada kawasan. Indonesia sudah mengambil sejumlah langkah yang diperlukan terkait isu tersebut. Namun kehadiran strategi PMD dan pengembangan lima pilarnya menuntut Indonesia untuk memiliki rencana yang jelas akan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mendukung penyelesaian sengketa wilayah tersebut dan tetap melindungi kepentingan bangsa dan negara.
Di sisi lain, konflik ini melibatkan juga major powers dunia yang mana Indonesia memiliki hubungan dan kerja sama bilateral yang baik. Maka dari itu rencana tersebut harus memastikan Indonesia tetap berpegang pada kebijakan luar negeri bebas aktif dan tetap memainkan perannya di kawasan serta memastikan adanya saling menghargai di antara negara-negara yang bersengketa, baik secara bilateral maupun dalam kerangka kerja sama ASEAN. Pada saat yang sama, Indonesia, khususnya para pembuat kebijakan di bidang pertahanan dan keamanan perlu memikirkan sejumlah rencana dan skenario yang mungkin terjadi jika konflik sudah bukan sekedar potensi belaka.
Daftar Pustaka :
Marsetio. (2014). Sea Power Indonesia, Universitas Pertahanan Indonesia
Marsudi, Retno L. P. (2015) Tantangan ASEAN, harian Kompas 10 Agustus 2015 hal. 7
Marsetio. (2018). Sengketa Laut Cina Selatan dan Implikasinya terhadap Indonesia. Universitas Pertahanan Indonesia.
Singh, Amit. (2012). South China Sea Dispute: Regional Issue, Global Concern, Maritime Affairs, Journal of the National Maritime Foundation of India. Vol 8(1): 117-118
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H