Bismillahirrahmanirrahim.
Setelah melihat tayangan youtube dr. Zakir Naik tentang bagaimana mencetak generasi berikutnya untuk menjadi pendakwah, sempat teringat tulisan pertama yang pernah dibuat dengan judul "Buatlah Tuhanmu Tersenyum".
Dalam tulisan tersebut tersirat semangat untuk senantiasa berserah diri dan mengatas namakan Allah dalam setiap tindakan yang dilakukan, karena memang tidak ada daya dan upaya yang dimiliki tanpa pertolongan dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Semangat ini juga menjadi salah satu dari tiga formula hebat yang diungkapkan oleh dr. Zakir Naik dalam membentuk pendakwah-pendakwah hebat.
Pertama bertawakal kepada Allah, disebutkan dalam Quran surat Ali Imran ayat 160 bahwasanya “Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada orang yang bisa mengalahkanmu. Jika Allah membiarkanmu, maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah.
Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” Kedua kerja keras, disebutkan dalam Surat Al Ankabut ayat 69. “Jika kamu berjihad untuk (mencari keridhaan) Allah, Allah akan benar-benar menunjukkan kepadamu jalanNya.” Ketiga bersifat Teknis, Allah berfirman dalam surat Al Anbiya ayat 7 dan surat An Nahl ayat 43. “Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kamu tidak mengetahui.”
Apakah formula ini bisa kita terapkan pada aspek lain/dalam kegiatan lain?
Menurut hemat saya kita bisa menerapkan formula ini secara universal. Bahkan sebagai seorang muslim kita wajib melakukan apapun didasari oleh Tawakal kepada Allah. Semua yang ada didunia ini sifatnya sementara dan yang kita miliki juga hanyalah titipan yang sifatnya sementara. Apa yang akan di banggakan, apa yang akan kita sombongkan, tidak ada daya dan upaya yang bisa kita lakukan selain berharap pertolongan dari Allah.
Oleh karenanya tepat kiranya jika bertawakal kepada Allah menjadi sesuatu yang utama ketika kita sedang berusaha. Poin pertama ini menjadi dasar dari poin berikutnya dalam formula ini karena kalo poin ini tidak dipahami secara utuh maka akan menjadi sulit untuk melakukan poin berikutnya yaitu kerja keras.
Kerja keras adalah berusaha atau berjuang dengan keras atau bersungguh - sungguh dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan menurut Islam kerja keras adalah bekerja atau bersungguh - sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan doa dan berserah diri kepada Allah SWT. Definisi ini yang menegaskan bahwa poin pertama tawakal menjadi dasar dan sangat erat kaitannya dengan poin ke dua kerja keras.
Ada kalanya apa yang menjadi urusan kita bisa berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan, bahkan hasilnya bisa sama dengan harapan yang dimiiki. Namun tidak jarang apa yang telah kita rencanakan dengan matang tidak dapat di operasionalkan di lapangan. Ketika situasi ini yang dihadapi maka kita hendaknya tidak berputusasa dan tetap berusaha mencari alternatif penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi.
Selain itu hendaknya senantiasa memohon petunjuk kepada Allah agar di berikan jalan yang terbaik. Dalam upaya kita memohon diberikan kemudahan dan jalan kepada Allah, poin ke tiga dalam formula ini yaitu masalah Teknis sudah memiliki peran. Tentunya teknis yang dimaksud adalah terkait dengan bidang yang sedang dihadapi.
Banyak sekali ilmu di muka bumi saat ini, berbagai macam bidang dan jurusan, namun demikian sumber segala informasi dan ilmu yang ada tentunya merujuk ke sumber utama umat muslim yaitu Al-quran dan hadis yang sohih (petunjuk dari Nabi). Jika kita mendalami apa yang terkandung dalam Al-quran dan mencoba memahami sunah nabi Muhammad tentunya kita tidak akan menemukan kesulitan atau kendala yang berarti.
Dalam berbagai ceramah dari dr. Zakir Naik, yang bisa kita lihat melalui media virtual, banyak sekali disinggung tentang Al-quran yang merupakan kitab berumur 1400 tahun yang implementasinya masih relevan dengan situasi saat ini (abad 21). Bahkan dr. Zakir Naik menjelaskan tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh para ahli dibidangnya ternyata informasinya ada di dalam Al-quran yang umurnya lebih lama dari penemuan tersebut (subhanalloh).
Keterbatasan kita dalam memahami isi dari Al-quran secara keseluruhan hendaknya tidak menjadi penghalan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Surat Al Anbiya ayat 7 dan surat An Nahl ayat 43. “Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kamu tidak mengetahui" merupakan petunjuk bagi kita untuk mencari ilmunya kepada orang-orang yang sudah lebih dulu mendalami bidang tertentu dan sudah menjadi pakarnya.
Semoga formula ini dapat menjadi bekal untuk kita, khususnya umat muslim dalam melaksanakan tugasnya di muka bumi. Aamiin....aamiin....yarobbal alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H