Mohon tunggu...
Mulyati
Mulyati Mohon Tunggu... -

Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Ada Judul IV

18 Agustus 2016   08:18 Diperbarui: 18 Agustus 2016   08:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menyiapkan dokumen yang diperlukan Mark untuk keberangkatannya ke Singapore. Aku tak menyuruh office boy untuk menyerahkan dokumen ini ke Mark, aku ingin menyerahkannya sendiri. Darahku surut waktu Anggie masuk ke ruang kerja Mark, mendadak aku tak menyukai penampilannya yang seksi. Ia langsung duduk di depan Mark dengan kaki menyilang, rok mini yang ketat membuat pahanya yang mulus terlihat jelas tanpa halangan, aku pandang Mark sekilas hanya ingin memastikan kemana arah pandangnya, aku sedikit lega mata Mark fokus memperhatikan file yang diterimanya dari Anggie.

Aku tahu Anggie memang selalu berpenampilan seksi, selalu duduk didepan Mark dengan cara yang sama, selama ini aku sama sekali tak mengacuhkan namun kali ini aku menjadi tidak nyaman dengan cara duduknya yang memamerkan paha yang mulus itu. Aku mencoba menstabilkan hatiku yang mulai tak normal, mencoba berpikir jernih, siapa Mark, ia bukan siapa siapa, bukan pacarku, bukan pula suamiku, Mark hanya teman bicara, teman makan malam, dia sangat baik denganku tapi bukan berarti aku bisa menguasai hidupnya lagipun Anggie punya kebebasan duduk model bagaimanapun. Kegerahanku sudah mulai berkurang, aku meletakan dokumen yang dibutuhkan Mark di atas mejanya, setelah berbasa basi sebentar dengan Anggie aku meninggalkan ruang Mark.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun