Mohon tunggu...
Mega Haloho
Mega Haloho Mohon Tunggu... Ilmuwan - i' am a..

bio?

Selanjutnya

Tutup

Healthy

(Pangan 2019) Memilah Pangan, Pentingkah?

29 Oktober 2019   18:18 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjalanan dengan ini, World Food Day atau yang sering disebut Hari Pangan Sedunia (HPS) selalu diperingati tanggal 16 Oktober. Pada peringatan HPS 2019, dengan tema global yang diangkat yaitu "Tindakan kita adalah masa depan kita. 

Pola Pangan sehat, untuk #ZeroHunger2030", dimana tema ini bertujuan supaya keamanan pangan terjaga dan semua orang mengikuti pola pangan yang sehat. Bagaimana pola pangan yang sehat itu? 

Ya, pola pangan yang terpenuhinya kebutuhan gizi dengan memperhatikan keamanan pangan. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi harus seimbang. Harus tercukupi karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Ya, sesuai dengan pembelajaran sewaktu Sekolah Dasar (SD), jargon 4 sehat 5 sempurna yaitu makanan yang mengandung 4 sumber nutrisi diantaranya nasi, lauk, sayuran, buah, dan susu sebagai penyempurna. 

Namun jargon ini harus dipenuhi dengan porsi yang seimbang, seperti istilah "Isi Piringku" yang mana isinya adalah keseimbangan gizi per satu porsi makan yang diisi sayur, buah, dan protein dengan jumlah lebih banyak daripada makanan pokok (nasi). 

Dewasa ini, slogan tersebut hanyalah omongan semata. Bagaimana tidak? semakin berjalannya waktu, masyarakat berlomba-lomba untuk makan makanan yang sedang trend tanpa memikirkan kandungan gizi apa saja yang ada didalamnya, dan seberapa banyak porsinya. 

Stunting? Ya, hal ini yang akan terjadi pada anak jika gizinya tidak tercukupi. Stunting menurut kementrian kesehatan adalah permasalahan kurang gizi kronis yang disebabkan karena asupan gizi tidak terpenuhi dalam kurun waktu yang lama. 

Di Indonesia, tingkat stunting mencapai 30,8% sedangkan standar batas maksimal WHO yaitu 20%. Dari data tersebut, sudah seharusnya Indonesia menurunkan tingkat stunting yang ada. 

Pemerintah harus mengedukasi dan memfasilitasi masyarakat untuk mengenali pola pangan sehat sedari dini, untuk mencegah gizi buruk. Selain itu, pola pangan yang buruk dengan porsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan gizi buruk juga, dalam artian obesitas.  Dalam hal ini, berarti segala yang kekurangan dan kelebihan adalah tidak baik, sebagaimana seharusnya semuanya seimbang yang ada dalam tubuh. 

Dengan adanya peringatan Hari Pangan Sedunia yang bertemakan "Tindakan kita adalah masa depan kita. Pola Pangan sehat, untuk #ZeroHunger2030" kita bersama-sama menjaga pola pangan kita, karena pangan merupakan kebutuhan utama manusia, yang berarti dalam pemenuhannya harus sehat dan berkualitas. 

Untuk memenuhi pola pangan sehat yang merata diseluruh masyarakat Indonesia, pemerintah juga harus ikut ambil bagian dalam mewujudkannya. Seperti yang kita ketahui masyarakat perdesaan yang jauh dari pusat perdagangan akan sulit memenuhi kebutuhan pangannya, oleh sebab itu pemerintah harus menyamaratakannya agar pola pangan sehat juga merata untuk semua masyarakat sehingga mendukung tema HPS 2019 supaya tidak ada lagi kelaparan di tahun 2030. 

Untuk menuju Indonesia sehat maka kita harus mulai memikirkan apa saja yang kita makan, bermanfaat tidaknya untuk tubuh kita. Ubah menjadi pola pangan sehat. Tindakan menjaga pola pangan hari ini untuk sehat dimasa depan. Mari bersama-sama memilih dan memilah serta ikut menyuarakan pola pangan yang sehat disekitar kita.   #SalamSehat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun