Mohon tunggu...
Mega Fitria Wulandari
Mega Fitria Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Anak perempuan

Ayoo menulis, agar jejakmu tak habis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Matematika: Bukan tentang Model Pembelajaran tapi Tentang Pembawaan

2 Maret 2023   10:57 Diperbarui: 2 Maret 2023   11:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian semua pasti pernah dong belajar matematika. Kalian senang sama pelajarannya, sama gurunya atau sama semuanya yang berkaitan sama matematika ?. Bagi kalian yang dominan menggunakan otak kiri dan tidak suka menghapal pastinya suka dengan matematika, tanpa melihat apa materinya dan siapa gurunya. Namun bagi kalian yang dominan menggunakan otak kanan, jika ada pilihan untuk menghindar dari matematika pasti sebagian besar memilih untuk menghindar dari matematika. Kira-kira kenapa ya matematika itu kesannya dihindari banget ?

Matematika merupakan ratunya ilmu pelajaran. Karena matematika merupakan ratunya ilmu pelajaran, maka wajar banyak yang tidak menyukainya. Ditambah lagi matematika merupakan ilmu yang kompleks, didalamnya kita diajarkan bagaimana cara untuk memahami konsep, menyelesaikan masalah, bernalar, menghubungkan dengan ilmu lain sampai dengan menganalisis dan berpikir secara kreatif dari suatu masalah yang diberikan. Tapi ternyata belajar matematika bisa dibuat menyenangkan loh, salah satunya adalah dengan cara menimbulkan kesan yang baik dalam setiap pembelajarannya. 

Coba deh ingat-ingat lagi, kalian kalau belajar matematika dengan guru yang asyik dan gak marah-marah kalian senang gak sih ? Kalian mau gak sih dengerin ibuknya menjelaskan ? terus kalau kalian gak paham, terus guru nya mau menjelaskan ulang kalian mau gak sih ?. 

Faktanya, Ada banyak sekali model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru untuk mengajar disekolah, termasuklah mengajar matematika. Dan model pembelajaran itu sudah mempunyai teori yang menyatakan cocok untuk kemampuan pemahaman konsep, pemecahan masalah dan kemampuan lain yang ada didalam matematika. Namun kenapa sampai hari ini matematika masih menjadi momok direntetan pembelajaran ? jawabannya adalah karena kesan yang ditimbulkan oleh pendidik sering kali kesan yang buruk. Sehingga tak jarang guru matematika mendapat julukan guru killer, guru kaku, sampai dengan guru serius. 

Sebenarnya guru matematika itu gak killer loh, aslinya baik. Mungkin, kesan itu bisa timbul dikarenakan beban belajar dan target materi yang harus tercapai dalam semesternya. Ditambah lagi masih banyak siswa yang menganggap matematika itu kurang penting didalam kehidupan, dengan alasan jika mereka ke warung pergi belanja, mereka tidak akan bilang Buk, beli 2x + 3y ya buk, dengan x adalah wortel dan y adalah kentang. 

Jadi, yuk sama-sama kita ciptakan image yang menyenangkan dalam pembelajaran dengan tujuan siswa akan lebih giat lagi belajarnya. Mari kita rubah secara perlahan image yang kurang menyenangkan terkait matematika, karena matematika merupakan ilmu yang sangat penting. Sebab didalam matematika kita diajarkan untuk berpikir secara sistematis, logis dan sederhana. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun