Tujuan pembelajaran merupakan salah satu elemen yang penting dalam sebuah program (baik itu pembelajaran ataupun pelatihan). Tujuan pembelajaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya agar materi yang diberikan sesuai dan menjawab kebutuhan peserta. Oleh karena itu, Benjamin S Bloom mengembangkan sebuah taksonomi yang dapat digunakan oleh instructional designer dan pendidik untuk membantu merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir peserta didik, dari level yang rendah hingga paling tinggi.Â
Taksonomi bloom merupakan seperangkat model hierarkis yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tingkat kompleksitas dan spesifitasnya. Taksonomi ini menyediakan penggunaan bahasa yang familiar untuk guru agar dapat berdiskusi dalam pengembangan metode pembelajaran yang sesuai.
Bloom membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 ranah yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Ketiga domain ini tentu saja dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Tujuan pembelajaran dalam pelatihan sendiri, biasanya dirumuskan menggunakan pola ABCD.
A (Audience); siapa yang akan mengikuti pelatihan
B (Behavior); keterampilan apa yang akan diperoleh setelah mengikuti pelatihan. Pada poin ini taksonomi bloom digunakan sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan
C (Condition); kondisi seperti apa yang perlu dicapai
D (Degree);Â kriteria standar yang harus dicapai
Jika di bedah, maka contoh tujuan pelatihan adalahÂ
Dengan tujuan pembelajaran ini, maka mudah bagi instructional designer atau pendidik dalam mengembangkan langkah selanjutnya. Sebagai contoh oleh karena peserta pelatihan (dalam hal ini adalah UX Designer) akan belajar untuk memvisualisasikan user flow, maka peserta perlu diberikan sebuah user stories. Instructional designer perlu bekerjasama dengan Subject Matter Expert (SME) untuk mengembangkan user stories.
Dalam dunia pelatihan, istilah LOTS dan HOTS tetap ada, namun penerapannya lebih banyak digunakan dalam pengembangan evaluasi. Karena pada dasarnya pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kognitif peserta, jadi LOTS atau C1-C3 tetap harus diberikan kepada peserta pelatihan sebagai prior knowledge. Yang mana sebelum peserta dapat  menerapkan, mengevaluasi bahkan menciptakan sesuatu, peserta harus dapat mengetahui, memahami dan menganalisa terlebih dahulu tentang fakta, konsep dan prinsip dasarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H