Mohon tunggu...
Mega Juwita
Mega Juwita Mohon Tunggu... -

Menulis untuk Menggapai Cinta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bumi Tempat Berpijak - Satu Kisah, Beda Rasa

17 Februari 2014   02:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bertabur cahaya api,

Berbaris butiran air,

Bergoyanglah bumi ini.

Menyapu sejenak senyum-senyum manusia kemarin

Mereka sebut ini bencana

Bencana di tanah tempatku berdiri

Ada yang mengartikan hukuman bagi si lalai

Ada yang mengartikan ujian bagi si sabar

dan

Eh

Ada pula yang cukup diam

Tak menyalakan arti apa-apa

Ya. Ku kira,

manusia berhak hidupkan hatinya masing-masing

menilai, merenungi kisah Bumi pertiwi

karena,

hati manusia tentu bisa berbeda

satu kisah yang sama, belum tentu “terasa” sama

begitupun Sang Hakim yang nyata, Sang Pencipta segala

Penciptaku,

Pencipta mereka,

Pencipta kisah-kisah yang bertaburan di bumi-Nya

Dia, Sang Pencipta

tentu punya rencana berbeda bagi masing-masing hati ciptaan-Nya

kini,

tinggal bagaimana

setiap hati dalam kisah yang sama

bisa bijak menilai “beda rasa” yang ada

------------------------------

Dalam Kamar Dunia,

16 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun