Mohon tunggu...
Mega Engel
Mega Engel Mohon Tunggu... -

Stay-at home-mom yang saat ini berdomisli di Jerman. Senang berbagi informasi, tidak pernah bosan bermain dengan anak, hobbi jalan-jalan dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diantara Goesan Pedal Sepeda

19 November 2011   11:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kembali ke masalah semula. Tidak hanya sekedar mengajarkan bagaimana bersepeda yang baik dan benar di jalan umum, namun sang ayah biasanya dengan senang hati tanpa rasa terpaksa akan menjawab setiap pertanyaan apa saja yang dilontarkan si anak.

Mereka masih terus mengayuh sepedanya sambil sesekali tertawa lepas tanpa beban. Saya berusaha mengayuh sepeda lebih cepat lagi untuk mengejar mereka karena ingin tahu apakah gerangan yang membuat mereka tertawa-tawa. Dengan polosnya anak saya berujar bahwa ayahnya baru saja bercerita tentang kebodohan dirinya. Bersepeda bersama ternyata bukan saja dinikmati si anak namun juga oleh sang ayah. Si Ayah bisa bercanda dan tertawa lepas tanpa adanya perasaan harus menjaga image. Sebuah terapi yang sangat bagus untuk menghilangkan stress, bukan?

Kadang kita harus berhenti karena anak saya bertanya sesuatu yang menarik perhatiannya di jalan, dan si ayah dengan sabarnya menjelaskan apa saja yang menjadi pertanyaan anak laki-lakinya. Tanpa terasa sebenarnya telah terjadi proses belajar mengajar seperti di sekolah pada umumnya.

Dilain waktu tiba giliran sang ayah meminta kita harus berhenti karena beliau ingin menunjukkansesuatu kepada anak laki-lakinya. Biasanya hal-hal yang berhubungan dengan teknik atau alam. Si ayah pun menerangkan dengan panjang lebar karena merasa tidak dikejar dead-line seperti di kantornya, ataupun si ayah tidak tergoda untuk melakukan kegiatan lainnya. Inilah salah satu nilai positif dengan melakukan kegiatan di luar rumah seperti bersepeda ini. Si Ayah memiliki waktu yang sangat luar biasa untuk anaknya, tidak seperti ketika bermain bersama di rumah dimana godaan internet atau tv kadang memecahkan kosentrasi mereka, terutama sang ayah hehe...

Terik panas matahari atau kadang rintik hujan tidak dapat menggubris keasyikan mereka berdua dalam bersepeda, seolah mereka merasa enggan mengakhiri kebersamaan mereka. Mereka akan terus mengayuh sepedanya bersebelahan sampai (biasanya) saya akan mengayuh sepeda saya dengan terenggah-engah mencoba menyusul mereka yang jauh berada di depan, sambil sekali-kali diiringi teriakan untuk berhenti dan kembali pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun