Mohon tunggu...
Mega Rahmawati
Mega Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Keistimewaan dalam kehidupan adalah menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman "Arti Sahabat dari Sepotong Roti di Jalan"

29 Desember 2020   21:27 Diperbarui: 29 Desember 2020   21:51 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umur hanya lah sekedar angka,tetapi nyatanya makin hari juga makin keriput kan heheh.Angka demi angka sampai di usia ku yang sekarang yang ke-21 menginjak usia ku yang ke-22 yah makin tua deh ya.

Dari adanya angka satu hingga menginjak angka dua puluh dua,dari bermacam-macam pengalaman ada satu pengalaman yang masih teringat sampai saat ini yaitu sepotong roti,ya dari sepotong roti itulah aku banyak belajar arti dari rasa syukur dan arti dari sebuah persahabatan.

Di usia ku yang sebelumnya aku masih banyak belajar,melepaskan sifat kekanak-kanakan ku,belajar mendewasakan diri dalam mengambil sikap.

Malam dan ramainya kota Balikpapan menjadikan kota itu semakin indah,bagaimana tidak motor,mobil dan beberapa kendaraan besar berlalu Lalang melintasi jalan,sangat jelas sorotan lampu yang terpancar dimana-mana menjadikan kota itu semakin indah ditambah lagi kota Balikpapan yang terkenal sangatlah bersih,bagaimana tidak bersih masyarakatnya kalu membuang sampah dimalam hari waktu menunjukan pukul 07:00 pagi masyarakat tidak diperbolehkan membuang sampah dengan jumblah besar.

Kok begitu sih ya,kalu mau buang sampah gimana dong?

Ya tetap bisa membuang sampah lah,disetiap sudut kota Balikpapan sudah disediakan tempat sampah,yang dimaksudkan disini dalam jumblah besar yang tidak diperbolehkan di waktu-waktu tertentu.

Oh,seperti itu...

Iya seperti itu.

Dari sudut kota itulah ada salah satu kisah yang membuat kesan tersendiri,bagaimana tidak masyarakatnya yang ramah ditambah kebersihan dan keindahan kotanya menjadikan suasana makin tentram deh.

Ceritaku berawal dari keisengan ku yang setiap malam mengelilingi kota ini,entah rasa bosan atau bagaimana.Sampai disatu titik aku memutuskan untuk kerumah temen ku ini,sesampainya dirumahnya kami duduk dan membicarakan pengalaman kami sebelumnya sewaktu mengikuti seleksi TNI,setelah beberapa saat kami pergi dan memutuskan untuk keliling-keliling seperti biasanya dan berencana ingin kesalah satu restoran yang terkenal enak makanannya.

Selang beberapa waktu sewaku dijalan kami bertemu dengan salah satu bapak yang usianya terbilang tidak lagi muda lagi,disana beliau menjejekan beraneka roti tetapi sepi dari pembeli.Dagangan beliau masih banyak,waktu sudah menunjukan pikul 08:30 malam tiba-tiba temen ku berkata.

Dia : "stop.................."

Me : "kenapa?,ada apa?

Dia : "udah kita kesana aja deh"(menunjuk kearah pedagang tadi)

Me : "lah ga jadi makan ni?"

Dia : "iya jadi,kita makan roti aja deh ya?"

Me : "lah kenapa?"

Dia : "liat tu kasian bapaknya"(muka melas)

Me : "ayo deh kita kesana"

Sesampainya,kami memutuskan untuk membeli beberapa roti yang beliau jajakan dan sambal memakannya dipinggir jalan tanpa rasa malu sedikitpun,disana bapaknya banyak cerita kisah pilu mengenai keluarganya.singkat cerita ga lama kemudian temen ku berkata

"seenak apa pun yang kita makan,kita wajib memikirkan saudara kita,apa mereka memekan hal yang sama seperti apa yang kita makan saat ini?kita berbagi ga akan membuatmu miskin,ga berbagi itu yang membuatmu miskin".

Sekejab rasanya tertampar,malu terhadap diri sendiri yang masih belum bisa berbagi terhadap orang lain.

Semoga dari kisah ini bisa kita ambil hikmahnya Bersama,berbagilah selagi kamu ada jangan engkau nunggu miskin baru pengen berbagi.

SEKIAN....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun