Contoh studi kasus terkait dengan Behaviorisme dan Diferensiasi Pembelajaran dapat kita amati dalam kasus berikut ini. Bu Ana, seorang guru matematika di kelas 5 SD, menghadapi tantangan yang kompleks dalam memastikan pembelajaran yang efektif bagi murid-muridnya yang memiliki kemampuan belajar yang beragam.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dia memutuskan untuk menerapkan pendekatan Inklusi Tanpa Batas di kelasnya. Langkah pertama yang dia ambil adalah melakukan penilaian individual terhadap setiap murid untuk memahami kemampuan belajar, gaya belajar, dan minat mereka dalam matematika. Dari hasil penilaian ini, Bu Ana kemudian menetapkan tujuan belajar yang terdiferensiasi untuk setiap murid, memastikan bahwa tujuan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan belajar masing-masing murid.
Setelah menetapkan tujuan belajar yang berbeda-beda, Bu Ana menyusun berbagai aktivitas pembelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan minat murid. Misalnya, murid-murid yang memiliki kemampuan matematika yang lebih tinggi diberikan tugas yang lebih kompleks, sementara murid-murid yang masih kesulitan dalam memahami konsep dasar matematika diberikan kegiatan yang lebih mendukung. Selain itu, Bu Ana juga memberikan pilihan kegiatan belajar yang berbeda, seperti pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis proyek, untuk memenuhi gaya belajar yang beragam.
Dalam pelaksanaannya, Bu Ana terus melakukan penilaian berkelanjutan untuk melacak kemajuan belajar setiap murid dan memodifikasi pembelajaran sesuai kebutuhan. Hasilnya, terlihat peningkatan prestasi belajar matematika pada semua murid, yang disertai dengan peningkatan motivasi belajar dan rasa percaya diri. Implementasi Inklusi Tanpa Batas membawa dampak yang signifikan bagi pembelajaran matematika di kelas Bu Ana, memastikan bahwa semua murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran.
Studi kasus yang melibatkan Bu Ana sebagai guru matematika di kelas 5 SD menyoroti keberhasilan penerapan pendekatan Inklusi Tanpa Batas dalam mengatasi tantangan kompleks terkait dengan kemampuan belajar yang beragam di kalangan siswa. Dengan melakukan penilaian individual dan menetapkan tujuan belajar yang terdiferensiasi, Bu Ana berhasil menyusun berbagai aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat setiap murid, mulai dari yang memiliki kemampuan matematika tinggi hingga yang masih kesulitan memahami konsep dasar. Melalui pendekatan ini, terlihat peningkatan prestasi belajar, motivasi, dan rasa percaya diri pada semua murid, membuktikan bahwa Inklusi Tanpa Batas merupakan solusi yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung di mana setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran matematika.
Referensi:
Ica. (n.d.). 5 Cara Mengajar Yang Baik Bagi Seorang Guru. Sudah Tau? utakatikotak.com. Retrieved March 17, 2024, from https://www.utakatikotak.com/5-Cara-Mengajar-Yang-Baik-Bagi-Seorang-Guru-Sudah-Tau/kongkow/detail/11534
Kafifah, A. (2019). Pelevelan Kemampuan Matematika Siswa Berdasarkan Kemampuan Matematika dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Change and Relationship. https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/92747
Kafifah, A., Sugiarti, T., & Oktavianingtyas, E. (2018). PELEVELAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN. 9(3).
OECD. (2019). PISA 2018 Results (Volume I): What Students Know and Can Do. OECD. https://doi.org/10.1787/5f07c754-en
Putrawangsa, S., & Hasanah, U. (2022). Analisis Capaian Siswa Indonesia pada PISA dan Urgensi Kurikulum Berorientasi Literasi dan Numerasi. EDUPEDIKA: Jurnal Studi Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.60004/edupedika.v1i1.1