Semua orang pasti mempunyai cerita hidupnya masing-masing. Yang namanya lika liku kehidupan itu pasti ada, susah maupun senang pasti mereka lewati. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi semangat mereka untuk mencari rezeki. Meskipun panas maupun hujan akan mereka lalui, karena mereka yakin dengan perjuangan yang keras akan menghasilkan hasil yang maksimal. Rezeki di dunia ini tidak datang secara instan dan tidak dapat di gapai secara mudah, semua itu pasti butuh kerja keras.
Ini merupakan kisah dari salah satu warga Kota Malang, beliau adalah pejuang rupiah. Semangatnya yang luar biasa demi keluarga yang di rumah. Di bawah teriknya panas matahari dan derasnya hujan tidak melunturkan semangatnya. Beliau bernama bapak Khoirul berasal dari dinoyo Kota Malang. Beliau berumur 45 tahun. Memiliki 2 orang anak laki-laki dan perempuan. Sudah sekitar 3 tahun lamanya beliau bekerja sebagai tukang parkir di sekitar area Pasar Terpadu Dinoyo Kota Malang. Beliau tidak merasa malu dengan pekerjaannya, bahkan beliau bangga dengan profesi kerjanya saat ini.Â
Beliau berkata "saya tidak merasa malu dengan pekerjaan sebagai tukang parkir, selama itu pekerjaan halal maka akan saya lakukan" begitulah ucapnya. Memang benar apapun pekerjaannya selama itu pekerjaan yang halal dan tidak merugikan seseorang maka lakukan dan tekuni pekerjaan tersebut. Daripada menjadi pencuri ataupun copet yang dari segi pekerjaan dapat merugikan orang lain, diri sendiri bahkan keluarga.
Beliau bekerja dari pagi hingga siang hari bahkan hingga sore hari bersama rekannya. Terkadang ya cuma sampai siang hari saja selebihnya di lanjutkan oleh rekannya. Penghasilan yang di raut beliau bisa mencapai 200 ribu perhari dan itu bisa lebih, karena lokasi yang sangan strategis bersebelahan dengan Mall Dinoyo City membuat parkiran beliau selalu ramai, karena pengunjung mall lebih memilih parkir di luar yang tidak ada sistem jam-jam an, berbeda dengan yang di dalam mall menggunakan sistem jam-jam an.Â
Kecuali ketika hujan, pengunjung lebih memilih parkir di dalam daripada parkir di luar. Tarif biaya parkir yang beliau minta hanya 2000 rupiah per motor. "terkadang mencapai 200 ribu perhari, kalau lagi ramai ya bisa 200 ribu lebih" begitu ucapnya. Selain menjadi tukang parkir di pasar dinoyo, beliau juga menjadi tukang parkir di pasar besar, dan beberapa tempat di Kota Malang. Sungguh luar biasa perjuangan beliau untuk keluarga yang bekerja menjadi tukang parkir tidak hanya bergantung pada satu tempat saja melainkan di beberapa tempat di Kota Malang. Dengan hati yang ikhlas, beliau siap berjuang untuk keluarganya. Kerja banting tulang kesana kemari hanya untuk anak dan istri beliau.
Beliau juga bercerita sebelum bekerja menjadi tukang parkir, beliau sempat bekerja serabutan. Apapun yang bisa beliau kerjakan pasti akan di kerjakan dalam bidang apapun itu demi keluarga dan demi bertahan hidup. Beliau juga termasuk orang yang giat bekerja. Meskipun penghasilan dari bekerja serabutan tidak tetap, tetapi beliau tetap bersyukur karena masih di berikan rezeki untuk menafkahi anak dan istri.
Berprofesi menjadi tukang parkir pasti ada suka dukanya. Di satu sisi posisi tukang parkir ini memang sangat di butuhkan dalam segi kemanan dan juga kerapian posisi kendaraan bermotor. Tetapi terkadang seorang tukang parkir juga sering di anggap remeh oleh masyarakat. Menjadi tukang parkir juga tidaklah mudah, mereka harus berhati-hati dan teliti dalam menjaga keamanan, tanggung jawabnya begitu besar dalam memastikan puluhan sepeda motor tetap aman.Â
Beliau tidak menganjurkan para pemilik kendaraan bermotor untuk mengunci ganda sepeda motor mereka, hal tersebut guna untuk merapikan sepeda motor untuk di parkir, agar kendaraan yang lain bisa parkir dengan aman dan nyaman. Demi keamanan kendaraan pengunjung, beliau pasti menyediakan karcis untuk satu motor dengan mencatat nomor plat dari kendaraan bermotornya dan di sarankan untuk tidak menghilangkan karcis tesebut karena akan di tunjukkan ketika pengunjung akan keluar dari parkiran. Jika karcis tersebut hilang maka akan di ganti dengan menunjukkan stnk dari kendaraan.
Beliau juga selalu mengecek satu persatu kendaraan yang terparkir, beliau memastikan tidak ada barang yang tertinggal di kendaraannya. Beliau bercerita bahwa pernah ada suatu kejadian kontak sepeda motor tertinggal di tempat pembuka jok motor. Entah mungkin karena pengunjung terburu-buru atau lupa. Dan untungnya beliau mengetahui hal tersebut dan langsung menyimpan  kontak tersebut agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Bahkan saya sendiri pun juga pernah mengalami hal tersebut, sungguh membuat panik. Maka dari itulah pentingnya profesi tukang parkir yang selalu antusias dalam bekerja dan tidak lalai dalam bekerja.
Maka dari itu bersyukurlah kalian ketika sudah memiliki pekerjaan, tekuni pekerjaan tersebut dan bekerjalah dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena mendapatkan pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terutama di masa pandemi seperti ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan.Â
Menjadi tukang parkir di era pandemi seperti ini juga kemungkinan besar mengalami kerugian. Mulai dari pasar yang sepi dan bahkan mall pun di tutup untuk sementara waktu, guna untuk mengurangi mobilitas masyarakat di luar rumah dan mengurangi penyebaran virus corona. Dan yang terpenting dalam bekerja itu adalah niat dan kemauan untuk berjuang, serta berdoa. Usaha dan doa itu tidak dapat di hiraukan untuk mencapai kesuksesan, yang penting itu usaha dahulu dan untuk hasilnya kita cukup berdoa semoga di berikan hasil yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H