Mohon tunggu...
meika sinaga
meika sinaga Mohon Tunggu... -

meepei its my cool name. seseorang yang memang siapa-siapa. menyukai media internet untuk mencari info, teman diskusi, dan untuk mengekspresikan diri. suka menulis, walau tidak hebat...suka menyanyi, walau tidak hebat, suka main musik, juga walau tidak hebat, dan suka memasak, yang pastinya hebat!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta yang Ku Cari (versi PC)

4 Maret 2010   07:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama hampir setahun berteman dengan Mereka (untuk lebih mudah. kita inisialkan mereka dengan "PC"), saya terinspirasi untuk menggambarkan keadan hati mereka sesungguhnya.

Meraka yang memiliki motto be yourself , sesungguhnya tidak menjadi dirinya sendiri. Kalau memang menjadi dirinya sendiri, tentu mereka tidak seragam, seperti anak kembar gitu. Pakaian yang relatif sama, rambut yang dimodelin macam-macam  dan hampir mirip sesama meraka, sepatu, dan aksesoris lainnya juga relatif sama. Dimana letak be yourselfnya?

Mereka hanyalah orang-orang yang mencari cinta.

Cinta dari siapa? tentu saja cinta dari siapa saja.

Cinta yang bagaimana? jawabnya cinta yang dapat menyentuh hati yang lembut, layaknya sutra yang berlapiskan baja.

Saya mencoba mengkomunikasikan bahasa mereka dengan bahasa saya sendiri.

Penampilan nyentrik dan hidup semaunya, apakah aku benar-benar menyukai gaya hidup seperti ini.

Di mana ‘dia’ yang kucari? Di sini, di tempat ini mereka sama seperti aku, mereka mencari ‘dia’ yang kucari.

Aku Shaka, manusia yang terbuang dan membuangkan diri.

Hidup yang ku pilih  membuatku menjadi sampah masyarakat dan sampah bagi keluargaku. Ups..bicara tentang keluarga, apakah aku masih punya keluarga? Aku malu berkata dan mendengar kata ‘keluarga’.

Mereka sama sepertiku, kumpulan orang-orang terbuang dan yang membuang diri ini.

Tertawa bersama, dikejar-kejar petugas keamanan kota, sesuatu yang memalukan kami anggap sebagai lelucon, pandangan sinis dan hinaan kerap kali kami terima.

Ditanya apa kami mau berubah, tentu saja kami tidak tau jawabannya, atau kami tidak tau apa itu ‘berubah’.

Di mana ‘dia’ yang kucari?
Adakah ‘dia’ di rumah ibu dan ayahku?
Adakah ‘dia’ di kumpulan orang-orang saleh?
Adakah ‘dia’ di rumah-rumah ibadah?
Ataukah ‘dia’ di sini di tempat ini?
Di mana dia? Di mana cinta yang ku cari?
Mungkin cara ini salah,
atau “dia’ bukan di tempat ini
Ataukah aku harus ke “tempat lain” untuk mencarinya?

dimanakah 'dia' yang kucari?
adakah yang mau menunjukkan di mana 'cinta' yang kucari??

Meraka adalah orang-orang yang mencari cinta. lingkungan sosial mereka menolak keberadan mereka. Itu hal yang wajar. Streotipe negatif tentu sangat melekat pada mereka, "si pencopet" "si pembohong" , dan "si .....lain sebagainya"

Komunitas yang menyebut dirinya ini sebagai The King of Street . Hanyalah orang-orang pencari cinta. The King of Street , siapa yang mengangkat mereka menjadi raja? tentu saja itu hanya salah satu trik mereka untuk mencari cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun