Tertawa bersama, dikejar-kejar petugas keamanan kota, sesuatu yang memalukan kami anggap sebagai lelucon, pandangan sinis dan hinaan kerap kali kami terima.
Ditanya apa kami mau berubah, tentu saja kami tidak tau jawabannya, atau kami tidak tau apa itu ‘berubah’.
Di mana ‘dia’ yang kucari?
Adakah ‘dia’ di rumah ibu dan ayahku?
Adakah ‘dia’ di kumpulan orang-orang saleh?
Adakah ‘dia’ di rumah-rumah ibadah?
Ataukah ‘dia’ di sini di tempat ini?
Di mana dia? Di mana cinta yang ku cari?
Mungkin cara ini salah,
atau “dia’ bukan di tempat ini
Ataukah aku harus ke “tempat lain” untuk mencarinya?
dimanakah 'dia' yang kucari?
adakah yang mau menunjukkan di mana 'cinta' yang kucari??
Meraka adalah orang-orang yang mencari cinta. lingkungan sosial mereka menolak keberadan mereka. Itu hal yang wajar. Streotipe negatif tentu sangat melekat pada mereka, "si pencopet" "si pembohong" , dan "si .....lain sebagainya"
Komunitas yang menyebut dirinya ini sebagai The King of Street . Hanyalah orang-orang pencari cinta. The King of Street , siapa yang mengangkat mereka menjadi raja? tentu saja itu hanya salah satu trik mereka untuk mencari cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H