Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 telah menjadi wabah yang menyebar ke seluruh dunia sejak akhir tahun 2019 yang lalu, tak terkecuali di Indonesia.Â
Dalam menghadapinya, pemerintah sudah menggunakan banyak cara agar masyarakat terhindar dari penyakit yang mematikan ini.Â
Gitiyarko (2020) menjelaskan bahwa beberapa upaya dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut di antaranya adanya pengawasan ketat di jalur masuk ke Indonesia dari luar negeri pada awal kemunculan virus corona, pembentukan tim Satgas Penanggulangan Covid-19, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), adanya larangan mudik lebaran di tahun 2020, membuat dan memberlakukan aturan tentang tatanan hidup new normal, dan mengusahakan pertumbuhan ekonomi agar dapat tetap stabil di angka 5,3 persen.Â
Selain itu, kebijakan pemerintah yang terbaru yaitu adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat karena meledaknya kasus positif dan kasus meninggal dunia akibat masyarakat yang tetap nekat melakukan mudik lebaran di tahun 2021.
Data yang didapat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) menyebutkan bahwa hingga tanggal 10 Juli 2021, kasus positif covid di Indonesia yaitu sejumlah 2.491.006 orang.Â
Jumlah kasus yang sembuh yaitu 2.052.109 orang. Sementara jumlah kasus yang meninggal dunia yaitu sebanyak 65.457 orang. Ini tentunya bukan jumlah yang sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sekarang yang berkisar 250 juta jiwa.Â
Terlebih lagi, berdasarkan data dari DetikHealth (2021), per tanggal 9 Juli 2021 Indonesia menempati peringkat pertama dunia untuk kasus baru, kasus sembuh, dan juga kasus meninggal dunia. Ini tentunya merupakan suatu hal yang sangat menyedihkan bagi kita semua.
Di luar dari data tersebut, kita tahu bahwa adanya covid-19 ini memberi efek pada semua aspek kehidupan kita sebagai manusia. Mulai dari aspek pekerjaan dan sekolah, kehidupan sehari-hari, relasi dengan orang lain yang terbatas, hingga berefek pada aspek emosi, motivasi, hingga adanya masalah psikologis yang banyak bermunculan.Â
Selain itu, adanya resiko kematian yang tinggi juga menimbulkan rasa takut bagi kita untuk tertular penyakit covid-19 ini. Belum lagi jika ada anggota keluarga, sahabat, teman, atau kenalan yang meninggal dunia membuat munculnya rasa berkabung (griefing) akibat ditinggalkan oleh mereka.Â
Semua hal ini tentunya memunculkan beban psikologis yang tidak ringan untuk kita pikul, pada diri kita masing-masing, tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, ras, hingga kewarganegaraan sekalipun.
Beban psikologis ini tentunya perlu kita hadapi dengan cara yang tepat, agar kita bisa melalui semua masalah yang muncul akibat adanya covid-19 ini dengan lebih baik lagi.Â