Apakah Saudara ada di pihak yang dipecundangi atau pemenang atau juga penonton (wait and see) oleh perubahan?
Sebagai pribadi saya merupakan bagian dari perubahan global yang selalu berusaha mengikuti kemana arahnya sesuai dengan kebutuhan secara lokal sehingga saya tidak merasa sebagai penonton yang hanya menunggu dan melihat saja (wait and see) apalagi sebagai pihak yang dipecundangi namun juga tidak merasa sebagai pemenang.
Sebagai pekerja swasta khususnya dalam menghadapi persaingan global yang mana hal utama yang dituntut adalah kesiapan Sumber Daya Manusia, selain dalam hal keterampilan dan kompetensi juga dalam hal sikap dan mental agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang terus berkembang.Â
Sejak masuk didunia kerja disalah satu perusahaan tambang era 1994, kala itu situasi ditempat kerja tidak seperti sekarang ini. Dalam banyak hal, pekerjaan dilakukan secara manual dan menerapkan manajemen operasi sesuai dengan situasi saat itu. Namun seiring kemajuan perusahaan, manajemen operasi pun ikut berkembang dan mulai menerapkan teknologi permesinan dan komputerisasi yang up to date sehingga karyawan pun dituntut untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan tersebut.Â
Koreksi alam berlaku, yang tidak mampu mengikuti perubahan akan pergi atau "tergilas" dengan sendirinya sedangkan yang mampu menyesuaikan diri akan tetap bertahan bahkan terus berkembang bersama perusahaan. Saya sendiri hingga saat ini masih tetap eksis di group ini hingga dipercayakan pimpin unit kecil bidang Perbaikan Proses Bisnis (Business Process Improvement) dan beberapa bidang lainnya.Â
Sampai tahap ini saya masih merasa sebagai pemenang karena bisa melewati beberapa fase perubahan dilingkungan perusahaan ditempat saya bekerja. Apakah akan terus seperti itu? Waktulah yang akan membuktikan!
Bagaimana pula kesiapan SDM dan organisasi-organisasi bisnis menghadapi perubahan?
Kita pernah mendengar perusahaan-perusahaan raksasa yang pernah berjaya memproduksi brand-brand terkenal dimasa lalu namun saat ini kita tidak melihat lagi beredar dipasaran yaitu diantaranya Komputer IBM dan Kodak Foto.
 Berdasarkan literatur dan materi-materi pelatihan terkait manajemen perubahan yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat saya bekerja menjelaskan bahwa bangkrutnya perusahaan-perusahaan raksasa tersebut karena dalam menjalankan bisnis mereka tidak menerapkan manajemen perusahaan dengan baik, kurang inovasi dan terlalu percaya diri dengan kekuatan bisnisnya yang sudah mendunia dengan beranggapan bahwa produk dan brand mereka akan terus dipakai sehingga perusahaan mereka tidak akan bangkrut.Â
Dalam hal ini mereka mengabaikan kekuatan pesaing-pesaing baru, mengabaikan perkembangan teknologi, mengabaikan perubahan selera pelanggan, dan tidak mampu melakukan inovasi seiring kemajuan teknologi.