Ingatlah peristiwa itu dan renungkan kembali. Jika perlu, rasakan lagi bagaimana rasa sakitnya agar kita mampu memvalidasinya. Setelah berhasil mengingat kembali, artinya kita memvalidasi bahwa peristiwa itu adalah bagian dari hidup kita.
Berempati dengan orang lain
Setelah merenung, kita bisa mencari kisah yang mungkin serupa dengan kejadian yang kita alami. Bacalah dan dengarkan bagaimana pengalaman mereka agar kita tak merasa sendiri.
Mulailah proses memaafkan
Setelah itu, cobalah mulai memaafkan secara perlahan. Mungkin ini adalah tahap yang paling sulit karena akan selalu teringat dengan pelaku dari kejadian buruk yang menimpa kita. Namun, yakinkanlah kalau kita memaafkan demi kesejahteraan diri sendiri.
Tanamkan pada diri kalau kita bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi, fokuskan untuk memaafkan diri kita terlebih dahulu. Terimalah bahwa hidup manusia tidak ada yang sempurna.
Lepaskan ekspektasi
Setelah memaafkan, lupakanlah hal yang terjadi selanjutnya. Fokuslah pada pemulihan diri sendiri agar kita tak menyesal telah memaafkan.
Lantas, bagaimana pandangan lain Adjie terhadap memaafkan? Adakah manfaat lain yang bisa dirasakan jika kita mampu memaafkan?
Dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk "Memaafkan, Apa Untungnya Buat Kita?" di Spotify.Â
Tak hanya itu, di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar kesehatan mental yang baik untuk kehidupan personal, sosial, dan romansamu. Jadi, akses sekarang juga siniar dan playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak terlewat tiap episodenya!
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan dik.si/AJXAdjieP3.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H