Mengutip Psych Central, terapi perilaku dialektis (DBT) adalah jenis terapi yang membantu kita dalam mengelola emosi yang sulit. Salah satu konsepnya adalah mengambil tindakan berlawanan. Artinya, kita mempraktikkan perilaku berlawanan yang mirip dengan emosi yang dirasakan.
Misalnya, saat diminta melakukan presentasi oleh atasan, kita mungkin merasa panik. Bisa saja muncul keraguan dan kekhawatiran kalau kita tak bisa tampil dengan maksimal. Alih-alih berpikir seperti itu, kita bisa mulai mengambil langkah positif.
Yakinkan pada diri sendiri bahwa kita bisa melakukannya dan siap menghadapi tantangan tersebut. Namun, jangan langsung mengendalikan perasaan secara mendadak. Kita juga perlu memberikan jeda waktu sampai diri merasa tenang dan sudah menerima perasaan negatif itu.
Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan
Saat sedang dalam suasana hati yang buruk, kita cenderung tak ingin melakukan apa-apa. Alhasil, kita jadi mengisolasi diri sendiri atau mengeluh kepada orang-orang di sekitar. Tindakan ini tentunya sangat kekanak-anakan dan mampu membawa suasana negatif terhadap orang sekitar.
Ada baiknya, saat emosi berlebih itu muncul, carilah kegiatan yang membuat kita merasa lebih baik. Pasalnya, jika terus mengisolasi diri, kita justru jadi semakin terjebak dengan emosi berlebih itu. Kita bisa jalan-jalan, meditasi, mendengarkan musik, menonton film baru, hingga berbincang dengan teman.
Berlatih Teknik 5-4-3-2-1
Ada salah satu teknik mindfulness yang berfungsi untuk meminimalisasi perasaan negatif berlebih. Teknik bernama 5-4-3-2-1 ini akan mengajak kita berhenti dan mengidentifikasi keadaan sekitar. Cari dan pikirkanlah lima warna berbeda, empat bentuk berbeda, tiga tekstur berbeda, dua benda yang dibuat oleh manusia, dan satu binatang.
Setelah itu, berhenti lagi sesaat dan beri waktu untuk istirahat. Dengan melakukan hal itu, kita sedang mengatur ulang emosi karena pikiran telah teralihkan dengan hal lain. Alhasil, kita pun jadi lebih siap saat dihadapkan dengan hal di luar kontrol.
Namun, jika emosi tersebut sudah tak bisa dikontrol dengan cara-cara di atas, ada baiknya untuk mencari pertolongan ke profesional, seperti konselor, psikolog, atau psikiater. Pasalnya, nanti mereka akan lebih jauh mengidentifikasi akar permasalahan kita.
Jangan takut dan jangan sampai terlambat dalam memberikan yang terbaik untuk kesehatan mentalmu, ya!
Lalu, bagaimana dengan kelanjutan kisah Anya, Adji, dan Chacha? Apakah Chacha berhasil mengatur emosinya yang meluap-luap itu?
Dengarkan kisah lengkap dan penjelasan medisnya oleh Ernestine S.Psi dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Ketika Masih Sulit Mengontrol Emosi yang Meledak” di Spotify.