Pembunuh berantai yang juga masih menjadi misteri hingga saat ini juga mengirimkan surat setelah membunuh korban-korbannya. Secara keseluruhan ada tiga surat berbeda yang diperkirakan ditulis oleh Ripper sendiri, yaitu "Dear Boss", kartu pos "Saucy Jacky", dan "From Hell".Â
"Dear Boss" adalah surat yang berisi asal nama Jack the Ripper. Dalam surat itu, ia mengejek polisi dan menjelaskan kesenangan yang didapat dari membunuh. Di dalamnya, Jack mengatakan akan lebih banyak wanita dan mengejek perkiraan polisi kalau ia adalah seorang dokter.Â
Korespondensi kedua adalah kartu pos "Saucy Jacky" yang berlumuran darah. "Saucy Jacky" dan "Dear Boss" ini dikirim ke Kantor Berita Pusat. Sementara itu, surat ketiga dikirim ke George Lusk, Presiden Komite Kewaspadaan Whitechapel.Â
Bersamaan dengan surat itu, ada sepotong ginjal yang direndam dalam anggur. Setelah itu, beredar kabar bahwa ada korban yang kehilangan ginjalnya. Ada banyak tersangka dalam kasus ini, tetapi Jack The Ripper hingga kini tetap menjadi salah satu misteri pembunuhan besar yang belum terpecahkan dalam sejarah.
Kasus Mutilasi di Pasar Besar
Pada Mei 2019, Polres Malang Kota menemukan tiga surat misterius di lokasi penemuan jenazah wanita korban mutilasi di Lantai II Pasar Besar, Kota Malang. Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri mengatakan, tiga tulisan misterius itu ditempel di dinding sekitar TKP.Â
Dalam kertas itu, ada pesan yang ditulis dengan tinta merah. Tulisan itu panjang dan tak terbaca dengan jelas. Salah satu surat itu tertulis "Pusat Keruwetanmu Dimanapun Berada Yang Kamu Buat Sarang Ruwet".
Polisi mengungkap kasus ini dilatarbelakangi kekecewaan pelaku, Sugeng Santosa, terhadap korban. Tersangka diduga tega membunuh korban yang tidak bisa melayani hasrat seksualnya karena sedang sakit.
Berdasar hasil pemeriksaan psikiater, pelaku mengakui dalam kondisi sadar dan normal saat melakukan pembunuhan dan mutilasi. Pelaku diduga sengaja menyembunyikan kejadian yang sebenarnya untuk mengelabui polisi. Atas perbuatannya, pelaku mendapat ancaman penjara maksimal 15 tahun.
Mutilasi Misterius di India
Seorang penelpon anonim memberi tahu ada sebuah mayat yang sudah dimutilasi di depan Penjara Tihar pada 2006. Setelah dilakukan pengecekan, ada sebuah surat yang berisi cacian untuk polisi Delhi. Sang pembunuh bahkan menantang mereka untuk menangkapnya.
Beberapa bulan setelahnya, ditemukan lagi dua mayat dengan keadaan serupa. Saat melihat pola pembunuhan, sub-inspektur Narendra Pehalwan teringat sebuah kasus yang ia selidiki pada tahun 1998. Setelah melakukan penyelidikan, diketahui pelaku tersebut bernama Chandrakant Jha.
Saat menangkap Chandrakant, pria itu mengakui kejahatannya. Ia pun akan bercerita dengan syarat polisi tidak boleh memukulinya. Chandrakant mengaku telah melakukan lebih dari tiga pembunuhan, mulai dari pembunuhan pada 1998 hingga 2006.