Masa peralihan dari remaja ke dewasa adalah hal yang mendebarkan. Bagaimana tidak? Memasuki usia 20-an, kita mulai dihadapkan dengan berbagai masalah kehidupan. Fenomena ini kerap disebut sebagai quarter life crisis.
Quarter life crisis adalah periode seseorang merasa tidak memiliki arah terhadap hidupnya sehingga muncul perasaan khawatir dan bingung. Umumnya, perasaan ini muncul karena permasalahan relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial.
Dalam siniar Obsesif bertajuk "Dealing with Quarter Life Crisis", Vicario Reinaldo, People Development Enthusiast dan Co-Founder followyourflow.id, menjelaskan di fase ini kita banyak mempertanyakan keputusan yang sudah dibuat.
 Melalui siniar tersebut, Vicario menekankan bahwa quarter life crisis sering kali terjadi pada pekerja atau lulusan baru. Baik pekerja maupun lulusan baru beranggapan kemampuan yang selama ini dimiliki tak cukup untuk menunjang kehidupan karier mereka.
Penyebab Quarter Life Crisis
 Menurut Vicario, ada beberapa penyebab seseorang mengalami quarter life crisis.
Pertama adalah tak terbiasa membuat keputusan. Hal ini biasanya dipicu karena, "Sejak kecil sampai bangku kuliah, keputusan kita banyak di-drive oleh lingkungan kita."
Contoh kecilnya adalah masuk jurusan IPA saat SMA karena pilihan orangtua. Tanpa disadari, pengambilalihan keputusan itu menyebabkan kita tak terbiasa bertanya pada diri sendiri perihal alasan mengambil pilihan.
Kedua adalah banyaknya pekerjaan baru yang muncul. Pesatnya perkembangan teknologi membuat banyak orang mendirikan perusahaan atau membuka posisi baru. Hal inilah yang membuat persaingan di dunia kerja semakin ketat.
"Beberapa tahun yang lalu, pekerjaan populer adalah kerja di perusahaan multinasional, belakangan ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan startup yang menawarkan grow opportunity yang besar," ujar Vicario.