Penjara paling ramai di dunia, Gitarama adalah rumah bagi lebih dari 7.000 tahanan di fasilitas yang dibangun untuk menampung hanya 400 orang. Sebagian besar tahanan adalah tersangka genosida Rwanda yang terjadi pada 1994.Â
Dilansir Howstuffworks, kapasitas yang berlebih membuat para pria dan wanita dipaksa untuk berdiri tanpa alas kaki di tanah yang kotor selama berjam-jam sepanjang hari. Hal ini pun menyebabkan kaki mereka membusuk. Banyak dari tahanan yang akhirnya membutuhkan amputasi.Â
Akan tetapi, penjara ini memiliki tenaga medis yang minim. Sebagian besar tahanan tidak dapat menerima perawatan sehingga mereka tewas begitu saja.Â
3. Pulau Rikers, New YorkÂ
Pulau Rikers terkenal dengan penyalahgunaan jabatan oleh sipirnya. Hal ini disebabkan petugas sering kali memerintahkan tahanan untuk menyiksa sesamanya. Seorang sipir diduga pernah memerintahkan enam tahanan untuk memukuli dua narapidana secara brutal.Â
The New York Times juga melaporkan bahwa selama periode 11 bulan pada tahun 2013, sekitar 129 narapidana mengalami luka serius yang membutuhkan perawatan intensif. Di antaranya adalah patah tulang, luka dalam, cedera kepala, hingga gangguan mental.Â
Tak jarang tahanan pun berusaha bunuh diri karena tak kuat menghadapi siksaan, pelecehan, dan kekejaman di penjara itu. Lalu, bagaimana dengan kisah Agung selanjutnya? Akankah lelaki itu terkurung di dalam penjara selamanya ataukah ia mendapat keadilan yang sepadan?Â
Dengarkan kisah lengkapnya hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Di sana, ada pula reka ulang kisah hidup para tokoh nasional yang mampu membuatmu terpukau! Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://dik.si/TNAgungE6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H