Dampak dari Pemaksaan Keinginan Orangtua
Ternyata, pemaksaan keinginan ini bisa menumbuhkan false belief atau kepercayaan yang salah pada anak. Nantinya, anak akan berpikir kalau ada syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan cinta orangtuanya.
Bahkan, hal ini bisa memupuk sikap balas dendam, "Jadi, false belief itu mendorong suatu perilaku. Ada belief behind behavior. Misalnya, sakit hati pas orangtua nyuruh-nyuruh milih jurusan ini itu, nanti mereka akan balas dendam."
Itu sebabnya, perlu bagi orangtua untuk memahami juga sudut pandang anak. Jika tidak, "Itu justru memunculkan belief-belief tertentu yang bersifat menantang."
Cara Menghindari Konflik Antara Orangtua dan Anak
Damar pun memberikan beberapa kiat untuk menghindari konflik itu. Pertama adalah selalu gunakan empati saat berdiskusi. "Jangan langsung menyuruh, tapi lontarkan dulu pertanyaan kepada anak," jelasnya.
Orangtua bisa menggali terlebih dahulu minat dan visi anak. "Gali dulu, empati dulu. Buat anak ngerasa bahwa pendapatnya penting, suaranya didengarkan, dan perasaannya penting," tambah Damar.
Setelah mendengarkan, orangtua bisa memberikan umpan balik dan memaparkan opsi-opsi lain yang bersifat tak memaksa.
Jika sudah terlanjur melakukan itu, Damar memberikan salah satu metode positive discipline, yaitu 3P (Pemulihan, Pengakuan, dan Perbaikan).Â
Pemulihan bisa dimulai dengan pengakuan. Turunkan ego dan akuilah bahwa sebagai orang tua, kita juga pernah melakukan kesalahan. Setelah itu, kita bisa berbaikan dengan anak. Jika perlu, siapkan tindakan preventif untuk menghindari konflik serupa.
Ingin tahu kiat-kiat lainnya agar orangtua bisa meminimalisasi konflik dengan anak?