Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama
"Tell the story of the mountain you climbed. Your words could become a page in someone else's survival guide." --- Morgan Harper Nichols.Â
Berbagi cerita dan keluh kesah tampaknya selalu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Entah ke teman, orangtua, sahabat, atau pasangan.Â
Meskipun terdengar sepele, sesungguhnya berbagi cerita dan keluh kesah menyimpan segudang manfaat bagi kita di kemudian hari.Â
Berbagi cerita dan keluh kesah adalah salah satu cara untuk menjaga kewarasan. Mengapa demikian? Dengan berbagi, kita dapat mendefinisikan apa yang sesungguhnya dirasakan. Selain itu, kita juga dapat saling mendukung, peduli, dan memahami satu sama lain.Â
Walaupun terkadang muncul perbedaan, jika disikapi dengan bijak, berbagi cerita dapat menghasilkan sebuah elaborasi perspektif yang asyik untuk dipelajari, seperti yang dilakukan oleh Aiman Witjaksono dan Wisnu Nugroho.Â
Kedua Jurnalis Kompas ternama tersebut saling berbagi cerita seputar hidup yang mereka jalani lewat siniar (podcast) Aiman Witjaksono edisi Man To Man: BEGINU x Aiman Witjaksono episode "Sejarah, Bajakah, dan Formula E" di Spotify.
Ada hal unik yang sempat diungkapkan dalam episode siniar tersebut. Meskipun sama-sama bekerja untuk Kompas, Aiman dan Wisnu ternyata belum pernah berada di proyek yang sama.Â
Oleh sebab itu, segala perbincangan-perbincangan dalam episode siniar ini menjadi pelarut pemikiran dari keduanya. Bahkan, keduanya justru saling mencurahkan obrolan-obrolan yang ternyata belum pernah di buka di siniar mereka masing-masing.
Keterbukaan yang dialami oleh Aiman dan Wisnu ini adalah salah satu manfaat dari berbagi cerita dan keluh kesah. Lantas, apakah masih ada lagi manfaatnya selain itu?