Orangtua juga dapat bertanya apa yang mereka pikirkan saat hal buruk terjadi. Setelahnya, beri nasehat jika dirasa persepsi anak masih keliru. Jangan lupa untuk mendiskusikan atau bertanya apakah anak paham apa yang kalian diskusikan.Â
2. Membantu Balita untuk membedakan realitas dan fantasiÂ
Perbedaan ini dapat ditunjukkan paling baik saat bermain dengannya atau menonton film. Orangtua dapat memperkenalkan konsep akting dan memberitahunya bahwa para aktor di televisi berpura-pura memainkan karakter dalam layar.
Selain itu, orangtua juga dapat memberi pemahaman lewat film-film superhero. Seperti superhero dalam film mungkin bisa melompat dari lantai 20 dan mendarat dalam keadaan baik-baik saja, tapi di dunia nyata, hal itu bisa menyebabkan cedera yang tak terbayangkan.Â
3. Waspadai jika anak terlalu mendalami fantasinya
Pemahaman akan realitas akan hilang jika anak terus-menerus bermain dengan imajinasinya tanpa diawasi dengan baik. Gejalanya bisa terlihat saat anak berhenti berinteraksi dengan teman, terus-menerus hidup dalam dunia khayalannya. Misalnya selalu berbicara dengan sosok imajiner.Â
Pada saat itu terjadi, orangtua perlu segera mencari bantuan profesional. Orang tua perlu berhati-hati serta sensitif saat mengajar balita tentang realitas dan fantasi.Â
4. Orangtua harus memperhatikan perkembangan motorik dan daya pikir anakÂ
Perkembangan ini sangat penting bagi anak agar mereka dapat mengontrol motorik dan pikirannya tetap sinkron. Misalnya dengan keterampilan memanjat, berenang, melompat, dan kegiatan olahraga lainnya.Â
Hal ini juga bisa dilakukan dengan kemandirian seperti menugaskan anak untuk berbelanja sendiri ke swalayan. Dengan gerak fisik dan ketentuan yang telah diberikan orangtua, anak akan berusaha melakukan realita tersebut sebaik mungkin.Â
5. Orangtua harus memperhatikan perkembangan kognitif