Menurut Karyl, tahap pertama yang harus dilakukan dalam penerimaan diri adalah berkomitmen untuk melakukannya.
Untuk dapat memulai tahap ini, kita harus memerhatikan cara menanggapi, merespons, dan menyalahkan diri sendiri.
Cobalah untuk bermeditasi atau membuat jurnal agar lebih dapat memetakan hal tersebut.
Apabila sudah berusaha melakukan semuanya, maka kita harus bisa berkomitmen untuk terus menjalankannya.
2. Mengenali dan Mengatasi Trauma Masa Lalu
American Psychological Association mendefinisikan trauma sebagai respons emosional terhadap peristiwa mengerikan, seperti kecelakaan, perundungan, atau kekerasan seksual.
Reaksi dari trauma ini bisa terjadi dalam jangka panjang. Misalnya, luapan emosi yang tak terduga, sakit kepala, syok, atau bahkan gangguan mental lainnya. Oleh karena itu, meskipun trauma adalah hal yang normal, beberapa orang kesulitan untuk melanjutkan hidup mereka.
Karyl mengatakan bahwa trauma harus bisa diatasi demi mencapai penerimaan diri. Ia mengatakan bahwa hal ini bisa dilakukan dengan mengidentifikasi trauma yang dialami, lalu memprosesnya. Jika sulit untuk dilakukan, cobalah meminta bantuan terapis atau profesional.
3. Bijak Menyikapi Kekurangan Diri
Kekurangan diri bukanlah sebuah aib yang harus ditutup-tutupi. Justru, melalui kekurangan diri, kita belajar untuk lebih baik menerima diri sendiri.
Ketika ada perkataan-perkataan yang menyinggung kekurangan diri, seperti “Saya tidak cukup baik” atau “Saya tidak terlalu cantik”, cobalah untuk tidak langsung berkecil hati dan bersedih karenanya.