Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis sebagai Ekspresi Keresahan, Kreativitas, dan Kritik

19 Juli 2022   13:34 Diperbarui: 19 Juli 2022   13:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya sastra tidak dapat lepas dari realitas sosial yang ada meskipun itu berbentuk fiksi. 

Sebab, hubungan sastra dengan realitas sosial digambarkan oleh penulisnya yang hidup dalam fenomena sosial tertentu. 

Misalnya, sastrawan Wiji Thukul yang mengkritik era Orde Baru dalam sajak "Peringatan". 

"Sewaktu saya ikut dalam pergerakan, buku-buku selalu berada di samping saya, seperti buku Di Bawah Bendera Revolusi oleh Soekarno, buku-buku Tan Malaka, dan karya Pramoedya Ananta Toer," ujar Puthut EA, di episode "Puthut EA, Reformasi 98 Bukan Gerakan Mahasiswa dan Tips Merawat Sokrates" dalam siniar Beginu. 

Menurut dia, dengan membaca buku-buku tersebut, energi perjuangan akan hadir kembali dalam dirinya sehingga membawanya semangat untuk menulis. 

Tuangkan pikiran lewat menulis 

Selain membaca buku, Puthut kemudian memberikan tips sebelum memulai menulis dengan meniru tulisan yang sudah ada. 

"Saya dulu meniru Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma, Imam Simatupang, dan masih banyak lagi," ungkapnya. 

Puthut mengatakan, ketika sudah terbiasa meniru, nantinya kita akan menemukan karakter tulisan sendiri. 

Bahkan, menurut dia, karakter tulisan seseorang itu bukan disimpulkan dari seratus tulisan pertamanya, melainkan bisa saja tulisan-tulisan sesudahnya. 

Ia juga menambahkan bahwa kita bisa menggambarkan sesuatu jauh lebih runtut apabila terbiasa menulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun