Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Sering Diselingkuhi Dapat Berdampak bagi Mental?

15 Juli 2022   12:11 Diperbarui: 15 Juli 2022   12:13 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

Dalam suatu hubungan, akan selalu ada potensi terjadinya perselingkuhan. Perilaku ini tidak memandang status karena hubungan berpacaran atau menikah pun riskan dari hadirnya orang ketiga. 

Tentu saja, berselingkuh dapat menghancurkan suatu hubungan. Biasanya, tindakan ini disertai dengan turunnya harga diri mereka yang diselingkuhi dalam jangka panjang.

Hal ini juga dialami oleh Nissa dalam audio drama siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Cukupkah Dengan Niat Memaafkan? Part 1" di Spotify. Nissa harus berjuang menghadapi suaminya yang sudah selingkuh selama satu tahun. 

Terlebih, dalam waktu perselingkuhan yang terjadi sudah cukup lama. Tahukah kalian kalau ternyata korban yang diselingkuhi bisa memiliki gangguan kesehatan mental? Berikut adalah dampak tak terduga yang dirasakan mereka. 

Memengaruhi harga diri dan persepsi cinta 

Meskipun kita sering berpikir korban perselingkuhan adalah diri kita sendiri, Dr. Julie Gurner, kepada Insider, mengatakan bahwa dalam jangka panjang, orang lain juga dapat terpengaruh. 

Menurutnya, "Ini dapat memengaruhi hidup Anda, tetapi yang nyata adalah hal itu juga dapat memengaruhi pilihan pasangan Anda di masa depan," katanya.

Dikatakan pula, seseorang mungkin melonggarkan atau menarik batas-batas toleransi dalam dirinya. Seperti memiliki krisis kepercayaan pada suatu hubungan. 

Mempertanyakan harga diri 

Diselingkuhi pasti membuat kita berpikir mengenai skenario terburuk dari diri sendiri sebagai reaksi awal. Menurut Saba Harouni Lurie, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dan pendiri Take Root Therapy, perselingkuhan tentu dapat menyebabkan lebih banyak kehancuran. 

"Bukan hal yang aneh jika mereka yang diselingkuhi akan bertanya-tanya mengenai hal yang mereka lakukan sehingga pasangannya bisa selingkuh? Atau apakah mereka tidak cukup sempurna untuk pasangannya?" katanya. 

Ia juga menambahkan, "Hal itu juga bisa membuat mereka meragukan intuisinya sendiri, dan membuat mereka sulit untuk memercayai diri sendiri. Terutama jika mereka tidak memiliki keraguan tentang pasangan sebelum akhirnya kebenaran terungkap."

Perselingkuhan hasilkan peluang tak terduga 

Walaupun selingkuh merupakan hal yang buruk, bagi beberapa orang, sering diselingkuhi juga memiliki dampak baik. Menurut Lurie, hal ini dapat memberikan beberapa hal positif. 

Ia menambahkan, "Meskipun saat itu mungkin merupakan pengalaman yang membingungkan, namun kita dapat menggunakannya untuk menegaskan ke diri sendiri atau memvalidasi persepsi."

Misalnya saja, saat menemukan pasangan menunjukkan tanda-tanda selingkuh, kita pasti bingung atas perubahan sikapnya. Namun, setelah mengetahui dan mendengar penjelasannya, kita akan mengerti bahwa ia bukanlah pasangan terbaik. 

Mulai memahami dan membuat batasan baru 

Orang bijak mengatakan, jika kita hanya memiliki lemon yang sangat masam, maka jadikanlah itu lemon jus. Ketika diselingkuhi, mungkin kita akan merasakan sakit hati yang teramat dalam. Namun, bukan berarti kita tidak bisa bangkit dan menjadi lebih baik lagi. 

Ketika diselingkuhi, kita cenderung memikirkan kesalahan diri sehingga pasangan bisa berselingkuh. 

Kita tidak dapat menyadari bahwa tidak peduli apa yang sudah kita korbankan atau lakukan untuk seseorang, orang itu masih memiliki masalah internalnya sendiri. Juga mampu membuat pilihan otonom mereka sendiri. 

Pilihan orang lain jelas akan lebih sering berkaitan dengan keinginan mereka daripada memikirkan tentang kita. Oleh karenanya, kalau pun kita masih berharap untuk bersama namun ia tidak, kita tidak dapat memaksakan kehendak. 

Membuat batasan baru dalam hal ini bertujuan untuk melindungi diri kita sendiri dari rasa sakit. Misalnya ketika kita sudah membicarakan perihal keputusan terbaik, buat batasan diri untuk tidak terlena ketika pasangan meminta kesempatan kedua jika kita tidak ingin. 

Begitu pula saat ingin memulai hubungan baru, pahami dari apa yang sudah terjadi dan terapkan dalam hubungan selanjutnya. Selain itu, buatlah batasan toleransi untuk melindungi diri sendiri. 

Belajar mandiri 

Menurut Lucio Buffalmano, konselor hubungan dan pendiri The Power Moves, diselingkuhi dapat membuat Anda menemukan dan memperbaiki diri sendiri alih-alih merasa terpuruk.  

"Sebagian besar klien datang kepada saya karena satu alasan: mereka mencari transformasi pribadi," katanya. "Tepatnya, sebagian besar awalnya termotivasi oleh sikap balas dendam, yang mirip dengan "Aku akan menunjukkan padanya". 

Namun, hal itu justru membuat mereka jatuh ke dalam usaha mandiri yang salah. Mereka akan berorientasi pada pembalasan dendam sehingga memicu energi negatif yang erat dengan rasa marah. 

Simak kisah lengkap Nissa sebagai orang yang diselingkuhi dalam audio drama siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Cukupkah Dengan Niat Memaafkan? Part 1" di Spotify. Dengarkan juga kisah menarik lainnya dengan mengikuti siniarnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun