Penting juga diperhatikan untuk membuat target risiko yang bisa kita tangani. Misalnya, untuk pemula, kita hanya bisa menanggung risiko yang minim dengan patokan dua persen penurunan saham.Â
Oleh karena itu, jika penurunan saham sudah berada pada kapasitas level risiko yang ditetapkan, maka lepaskanlah.Â
Dalam hal ini, trading plan bisa dikatakan sebagai aturan untuk diri sendiri. Aturan untuk diri sendiri ini menuntut kita untuk disiplin.Â
Komitmen ini penting dijaga agar kita memiliki batasan sejauh mana mempertahankan dan melepaskan saham.Â
Tentukan batas take profit atau cash lossÂ
Setelah menentukan berapa lembar/unit saham yang ingin kita beli, tetapkan waktu untuk menahan atau take profit lifting di level yang diinginkan.Â
Jika hal ini tidak direncanakan atau dimanfaatkan, maka ada kemungkinan saham kembali turun.Â
Trader yang baik harus mengetahui momentum ini. Hal yang sama juga bisa diterapkan untuk stop cash loss.Â
Selain itu, buatlah catatan yang berisi berapa kali kita take profit atau pemindahan saham.Â
Dengan catatan yang ada, kita juga dapat memprediksi kenaikan atau penurunan dan menjadi lebih peka sebagai trader.Â
Menurut Elder (2014) dalam bukunya The New Trading for a Living, seorang pemula yang baru terjun ke dalam bidang ini, akan merasa pintar dan tak terkalahkan apabila ia berhasil mendapat keuntungan.Â