Rutinitas Giring sebagai musisi dari band ternama hingga kini menjadi pimpinan partai tentu mempunyai banyak perbedaan. Dahulu, segala urusan dan agenda telah terpola secara ketat antara manggung dan istirahat.
Walau aktivitasnya sebagai Ketum sama-sama melibatkan tur keliling kota, ia mengakui jadwalnya sekarang justru lebih padat dan minim istirahat. Dalam sehari, Giring dapat mengisi lima hingga tujuh acara, seperti Kopdarwil, pelantikan, atau kunjungan UMKM.
Beruntungnya, dengan bekal pengalamannya selama 15 tahun menjadi musisi, Giring merasa sudah terbiasa dan tidak lagi lelah ketika dihadapi dengan agenda yang padat tersebut.
Dalam BEGINU, Giring juga berbicara soal perbedaan keistimewaan yang diterimanya saat menjadi bintang di industri musik dengan politisi.
"Kalau jadi anak band kan ya previlege-nya banyak. Kayak ngomongin tentang kalau naik pesawat pasti dikasihnya business class," paparnya. Keistimewaan tersebut tidak selalu ia temui ketika bertugas sebagai Ketum.
"Tapi bagi gua ini perjuangan, bro. Ya happy karena ada tujuan, kan. Tujuan besarnya adalah melihat lebih banyak lagi anak muda dan juga orang-orang baik masuk ke dalam parlemen dan melakukan perbaikan," imbuhnya.
Melibatkan Perasaan
Selain berbagai perbedaan tersebut, selama menjadi politisi, Giring menemukan bahwa perasaan bukan lagi hal yang perlu dilibatkan. Berbanding terbaik dengan proses kreatifnya sebagai pekerja seni yang justru membutuhkan pendekatan melalui perasaan dan pengalaman pribadi.
Menurutnya, mengandalkan logika adalah strategi terbaik dalam menghadapi berbagai permasalahan di perpolitikan. Termasuk dalam menanggapi berbagai respons dari pihak-pihak yang tidak sejalan dengannya.
"Gua sebagai ketua umum, ya enggak bisa bro baper-baperan. Ketika orang menghujat, menulis sesuatu, terus ada yang mau mengancam mau bunuh dan lain-lain ya... you cannot see it, kita enggak bisa melihatnya dari 'waduh, harus dibawa perasaan' karena begitu dibawa perasaan pasti cara kita ngeliat dan nge-judge semuanya jadi pasti jadi buyar," tutur pria kelahiran 14 Juli 1983 tersebut.
Cerita ini dikutip dari episode ke-12 siniar BEGINU season dua yang bertajuk "Giring Ganesha, Nidji, Laskar Pelangi dan Mimpi Politisi". Selengkapnya, simak bincang-bincang Giring tentang perjalanan dan bagaimana ia bergulat dengan mimpi-mimpinya untuk menaklukkan dunia serta bagaimana laskar pelangi mengubah hidupnya.