Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenapa Sosok Ayah Sering Distigmakan Negatif?

29 Juni 2022   07:37 Diperbarui: 29 Juni 2022   07:38 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri 

Ayah adalah sosok yang paling disegani dalam suatu keluarga. Meskipun kerap dianggap menakutkan, nyatanya sifatnya itu sering disalahpahami. 

Melansir Kompas.com, Prof. Irwanto, Ph.D, seorang psikolog, dalam talkshow bertajuk "Ayah Hebat di Balik Ibu Tangguh" pun mengungkapkan, "zaman berubah, tapi posisi ayah pada umumnya salah kaprah, karena ayah selalu dihubungkan dengan masa lalu." 

Di Indonesia, anggapan bahwa ayah harus bekerja dan ibu mengurus anak masih sangat kental. Padahal, ayah juga memiliki peran penting. 

Rahmat Hidayat, Co-Founder AyahAsi, dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Mematahkan Stigma Ayah dalam Keluarga" berkata bahwa hal ini disebabkan karena ayah sering kali digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan.

Secara tak langsung, mereka jadi menjaga jarak dengan anak. Dari situlah gambaran sosok ayah yang kaku pun muncul. 

Stigma ayah di Indonesia 

Menurut Rahmat, seorang ayah kerap dilabeli sebagai sosok yang tak mampu mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah. Selain itu, sikapnya cenderung tegas, galak, dan kasar. 

"Yang baik-baik cuma ke ibunya, yang galak-galak ke ayahnya," tambahnya sambil tertawa.

Namun, menurutnya, hal ini bisa terjadi karena laki-laki jarang diajarkan cara mengasuh anak yang baik dan benar. Mereka lebih sering mencontoh dari orangtua, teman, hingga lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun