Bersamaan dengan prinsip, Aiman juga memegang teguh kode etik jurnalistik yang dilimpahkan kepadanya dan juga timnya. Kode etik itulah yang mengiringi proses kerja Aiman bersama tim dalam meliput sesuatu.
Dari situ, Aiman kemudian juga mementingkan proses kerja. "Proses kerja itu adalah hal yang terpenting buat saya ketimbang hasil," tegasnya. Sebab, menurut Aiman, bagaimanapun juga proses tidak akan mengkhianati hasil.Â
Kemudian, ketika ditanya mengenai pengalaman diancam saat melakukan investigasi, Aiman mengaku pernah mendapati e-mail yang berisi foto dirinya saat wawancara di tengah-tengah perkebunan sawit Kalimantan. "Mereka seolah-olah ingin menyampaikan bahwa 'saya ada, saya bisa menemukan Anda di mana pun Anda'," ungkapnya.Â
"Bahasanya di e-mail halus, tidak ada ancaman, tetapi bagi saya itu ancaman juga," tambah Aiman.Â
Tak hanya itu, ketika Aiman sedang menginvestigasi fenomena "Manusia Pipa" di Jakarta pada 2015, dirinya mengaku pernah dihadang oleh preman dengan bersenjata tajam. "Ada beberapa orang menggunakan golok dan samurai. Dengan pendekatan dialog, saya dan temen-temen bisa menyelesaikan itu," ungkapnya.Â
Terakhir, Aiman kemudian berpesan bagi para pendengar yang ingin meniti karier sebagai jurnalis. "Buatlah karya terbaik karena karya Anda bukan untuk Anda, tetapi karya Anda untuk kemanfaatan bangsa dan Negara," tutupnya.Â
Bagi kamu yang masih penasaran dengan kisah-kisah Aiman Witjaksono dalam meliput dan menginvestigasi sebagai jurnalis, dengarkan siniar (podcast) Aiman Witjaksono yang kini telah memasuki musim kedua.Â
Musim kedua podcast Aiman Witjaksono kini bercerita perjalanan Aiman sebagai jurnalis dan seluk beluk kehidupan personalnya. Segera dengarkan agar tidak ketinggalan episode-episode terbaru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H