Oleh: Intania Ayumirza Farrahani
Meraih kesuksesan dalam bisnis tentu membutuhkan persiapan yang matang.
Salah satu komponen yang menentukan dalam proses ini adalah kemampuan untuk mempertimbangkan risiko sedini mungkin.
Tidak semua pebisnis mau meluangkan waktu dan tenaganya untuk melakukan berbagai pertimbangan.
Menurut Tung Desem Waringin, pengusaha sekaligus motivator bisnis, salah satu alasan orang tidak mau melakukan pertimbangan tersebut ialah karena merasa takut sehingga ia menghindari kenyataan.
Sebagai imbasnya, apabila mempertaruhkan bisnis berjalan tanpa pertimbangan yang matang, seseorang bisa menghadapi kenyataan pahit seperti keuangan yang berantakan atau bahkan pailit.
Dalam berbisnis, Tung membagi dua jenis risiko yang perlu dipertimbangkan secara saksama. Risiko yang pertama menurutnya ada di dalam diri sendiri.
Walau dihadapkan pada pilihan investasi yang sama, namun risiko yang ditanggung setiap orang dapat berbeda.
Anggaplah ada seorang pebisnis yang telah memiliki aset triliunan, risiko yang akan ia hadapi tentu akan lebih kecil jika dibandingkan dengan pebisnis yang memulai dengan modal ratusan juta rupiah.
Selanjutnya, faktor usia dan ketahanan mental juga perlu diperhatikan. Sebab, menurut Tung, usia akan berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk bangkit kembali.
"Kemauan itu harus dihitung dari kemampuan. Jangan mau tapi tidak mampu, termasuk salah satunya dari umur Anda. Anda kalau masih muda, ya boleh lah nanti bangun lagi," ujarnya dalam episode siniar (podcast) Smart Inspiration berjudul "Pertimbangan Matang dalam Memulai dan Menjalankan Bisnis".
Tung menyebut ada beberapa tipe pebisnis, mulai dari moderat, konservatif, dan agresif. Bagi yang berada di kategori moderat, misalnya: di usia 30-an, dari seluruh aset yang dimiliki pebisnis di usia tersebut, 30 persen diantaranya harus disimpan dengan aman. Selebihnya, baru dapat digunakan untuk berbisnis.
Begitu pula seterusnya untuk yang berusia 60 tahun; 60 persen hartanya sebaiknya tidak diusik sama sekali. Sisanya, baru dapat dipergunakan untuk mendanai bisnis.
Namun, perlu dicatat bahwa 40 persen tersebut sebaiknya tidak semerta-merta digunakan dalam satu kesempatan. Akan lebih aman apabila dialokasikan secara berkala.
Berbeda dengan yang moderat, bagi pebisnis di kategori agresif, ia dapat menggunakan rumus "usia dikurang 10". Sebagai contoh, apabila usianya 50 tahun, maka persentase dana yang harus disimpan adalah 40 persen. Begitu pula seterusnya.
Selain risiko untuk diri sendiri, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah risiko dalam berbisnis. Â Tung mengingatkan para pebisnis untuk tidak 'ikut-ikutan' dalam berbisnis.
Dalam kata lain, jangan termakan oleh tren atau pergerakan dari rekan sesama pebisnis. Sebab, kembali lagi pada fakta bahwa setiap orang memiliki risiko dan nasib yang berbeda pula.
"Dalam bisnis itu seringkali kayak gini, 'tahan mana' sama 'mana tahan'. Kalo Anda sudah 'mana tahan', Anda good bye," ujar Tung.
Minat dan pengetahuan dalam bidang bisnis yang digeluti juga akan berpengaruh pada kebertahanan sebuah bisnis.
Oleh karenanya, penting untuk mendalami terlebih dahulu bidang tersebut sebelum terlanjur salah dalam melangkah.
Dengarkan percakapan Tung Desem Waringin yang membahas soal pertimbangan-pertimbangan dalam memulai hingga menjalankan bisnis, hanya di siniar Smart Inspiration.Â
Klik https://bit.ly/SmartBusiness30 untuk mendengarkan episode selengkapnya di Spotify!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H