Jadi, sebelum bisa mengembangkan kelebihan diri, menerima segala kekurangan terlebih dahulu patut dilakukan.
Dalam memasuki tahap penerimaan diri memang tidak mudah. Akan tetapi, hal ini bisa dimulai dengan membuat daftar kekurangan dan kelebihan yang dipunya. Kemudian, refleksikan mana yang dapat dikembangkan atau sulit dilakukan.Â
Apabila sudah dapat menerima diri sendiri, kita akan berdamai dengan rasa insecure. Tentunya, tahap ini juga akan membuat mental dan rasa percaya diri semakin meningkat karena hanya akan berfokus pada hal-hal yang dapat dikontrol.Â
Tantang diri dengan menunjukkan kekuranganÂ
Apabila kita penyuka tantangan, gunakanlah kekurangan untuk menampilkan sisi "unik" diri. Dengan menampilkan sisi yang berbeda, secara tidak langsung membuat banyak orang -yang memiliki masalah sama - akan terpengaruh.Â
Jadi, alih-alih meniru kelebihan orang lain, kembangkanlah sisi "unik" yang menjadi penyebab timbulnya rasa insecure. Misalnya, saat riasan wajah atau fashion tak sesuai dengan apa yang disukai masyarakat, maka jangan merasa berkecil hati. Siapa tahu, ada yang diam-diam menyukai penampilan unikmu.Â
Daripada terus-menerus berfokus pada standar yang diciptakan masyarakat, kenapa kita tidak menciptakan standar saja untuk diri sendiri?Â
Sebelum melakukannya, kita juga harus memiliki nilai-nilai atau prinsip diri. Nilai tersebut nantinya akan berguna sebagai pijakan mana yang harus dilakukan dan tidak. Apabila nilai diri sudah kuat, maka rasa insecure akan dianggap sebagai tantangan hidup yang asyik dikulik.Â
Ingatlah peristiwa yang membanggakanÂ
Saat sedang merasa diri tak berguna, coba ulik lagi memori yang berisi peristiwa menyenangkan. Dengan mengingat itu, kita akan diajak untuk berefleksi bahwa ternyata hal-hal baik juga pernah dilakukan.Â
Pikirkan kembali saat kita pernah membantu teman yang berada dalam situasi sulit. Mengingatnya dapat membuat diri merasa lebih berharga karena pernah melakukan hal-hal baik.Â